hitcounter
Monday , May 12 2025

Etika Merupakan Budaya Digital Utama

Perkembangan digital dengan banyaknya budaya yang datang setiap saat membuat kita dihadapkan pada benturan budaya dan peradaban. Kita harus kembali kepada Pancasila sebagai dasar nilai. Gotong royong sebagai budaya asli dan kita cintai produk dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Taufik Aulia, penulis dan Manajer Produk Kompas Gramedia pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Pertukaran informasi yang masif, nilai budaya dari luar negeri juga masuk sebenarnya tidak cocok dengan moral, nilai dasar yang kita anut. Contohnya seks bebas, kenakalan remaja, radikalisme dan sebagainya.

“Perlu kita bentengi dengan kembali pada nilai dasar kita ideologi kita Pancasila,” ucapnya meyakinkan.

Contoh beberapa budaya atau kebiasaan yang berubah dari masyarakat saat ini, seperti hilangnya kepekaan karena selalu berinteraksi tanpa bertemu, kita menjadi tidak peka terhadap emosi orang lain. Di media sosial tidak dapat melihat ekspresi orang.

“Merasa kalau kita berbicara apa saja orang tidak akan tersinggung padahal tidak. Itu merupakan salah satu dampak yang tidak baik dari media sosial. Kita perlu lebih peka untuk mengelola konten yang kita buat untuk tidak menghina orang lain, tidak menyinggung sesama,” ungkapnya.

Melalui digital juga sebenarnya kita dapat mengembangkan kebudayaan melakukan promosi budaya Indonesia. Budaya itu bersifat dinamis dan berkembangnya dapat menyerap apapun yang positif. Kita jadikan itu kebiasaan dan karakter baik tinggalkan yang negatif dan tidak menambah nilai atau manfaat apapun buat kita.

Taufik melanjutkan, teknologi informasi (TI) juga dapat mengubah gaya hidup, kalau tidak hati-hati kita bisa menjadi konsumtif. Kita punya keinginan yang lebih besar dari penghasilan kita. Kita terbawa tren gengsi karena melihat kehidupan orang lain di media sosial. Hati-hati juga dengan tren yang berkembang dan akhirnya kita menjadi FOMO (Fear of Missing Out.)

“Karena tren itu mudah booming dan berkembang sehingga orang jadi FOMO atau rasa takut ketinggalan sesuatu. Ketika kita tidak update sesuatu kita langsung merasa ketinggalan. Kita perlu kritis terhadap tren kita haris menyadari apakah itu relevan dengan kita,” tuturnya.

Hiburan masa kini adalah media sosial, game dan lainnya serng membuat terlena. Membuang waktu tanpa produktivitas. Dia menyarankan, meski hiburan saat ini sangat mudah didapat tapj jadikan refreshing saja, bukan pekerjaan utama kita.

Fenomena budaya lain yang berubah karena TI, adalah hoaks memperparah dunia digital, membuat jelek ranah digital. Informasi yang benar bisa dipelintir sedemikian rupa atau dikarang menjadi sesuatu yang salah atau fitnah. Tentu hal tersebut berdampak buruk untuk persatuan Indonesia. Membuat masyarakat terpecah juga menghabiskan waktu percuma hanya untuk saling hujat di kolom komentar padahal informasi yang mereka debatkan tidak valid.

Maka, dibutuhkan jiwa kritis dalam menerima informasi, saring sebelum sharing dan sikapi perbedaan dengan bijak. Kita beda pendapat bukan untuk saling menghujat tapi beda pendapat dapat menjadi ruang untuk memahami.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Selain Taufik Aulia pembicara lainnya Vivid Sambas (Mafindo), Enda Nasution (Koordinator #bijakbersosmed), Fikri Andika (Next Generation), dan Key Opinior Leader Lady Salsabila.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kemampuan digital (digital skills), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

TCL Indonesia Tampilkan Inovasi AI dan Apresiasi Dealer Terbaik di National Gathering 2025

Jakarta, Vakansi — TCL Indonesia sukses menggelar National Dealer Gathering 2025 di Jakarta dengan tema …

Leave a Reply