hitcounter
Friday , January 24 2025

Etika Berinternet dan Hubungannya dengan Jejak Digital

Sebanyak 202,6 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet, menurut We Are Social Digital 2021: The Lates Insight Into The State of Digital. Pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 15,5% atau 27 juta pengguna dibandingkan Januari 2020, sebelum pandemi.

Berkaitan dengan hal itu akhirnya interaksi sosial di ruang digital akhirnya menjadi keseharian dan setiap orang sudah harus memahami nilai-nilai etikanya. Terlebih saat melakukan berkolaborasi digital, indovidu memerlukan kemampuan berinteraksi sesuai etika yang merupakan human skills dalam berkomunikasi. Berikut hard skills berupa penguasaan terhadap perangkat media digital yang digunakan.

Dee Rahma, seorang Digital Marketing Strategist mengatakan, etika merupakan istilah yang berasal dari Yunani kuno, ethicos berarti timbul dari kebiasaan. Sebuah studi filsafat mengenai standar dan penilaian moral, mencakup analisis dan penerapan konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

“Saat berinteraksi digital akan ada rekam jejak digital berupa obrolan chat di What’sApp hingga unggahan di media sosial. Karena itu dalam berinteraksi digital tentu ada tanggung jawabnya. Ini mesti disadari orang Indonesia dengan kondisi bisa disebut sudah melek digital dengan 202,6 juta pengguna internet,” katanya saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I,  pada Selasa (16/11/2021).

Fakta mengejutkan dari survei Digital Civility Index (DCI) 2020 oleh Microsoft yang dirilis Februari 2021 mengungkap netizen Indonesia sebagai yang paling tidak sopan se-Asia Pasifik. Dari survei tersebut diketahui risiko utama ruang digital Indonesia paling besar diakibatkan penyebaran berita bohong, penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi.

Terkait dengan hal tersebut, jejak digital yang ditinggalkan seseorang bisa menimbulkan kerugian bagi dirinya. Apalagi kini banyak perusahaan yang merekrut pegawainya dengan mencari dan melihat profil seseorang di Google. Tentunya unggahan negatif seperti pernah menyebarkan berita bohong, unggahan kasar yang diskriminatif akan memengaruhi peluang seseorang untuk dipilih.

“Debelum interaksi, pahami dulu etika agar para penggunanya bisa menciptakan ruang digital yang sehat dan produktif,” kata Dee.

Webinar Literasi Digital di Kota Depok, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Reza Hidayat, CEO Oreima Films, Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor, dan Fanny Fabriana, seorang Public Figure.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

Xiaomi Konfirmasi Iconic Come Back Redmi Note 14 Series bersama Rich Brian di Indonesia

Jakarta, Vakansi – Bertepatan dengan peluncuran Redmi Note 14 Series di pasar Global, Xiaomi Indonesia …

Leave a Reply