Vakansi.Co Beyond Tourism News
Related Articles
Pandemi memaksa anak-anak melakukan pengajaran jarak jauh atau sekolah online. Menurut psikolog klinis Megan Tudor belajar dari rumah itu bukan hanya tentang mengerjakan tugas yang diberikan guru tetapi mengenai aktivitas keseharian dari mereka bangun tidur hingga nanti mereka tidur malam lagi.
Maka, orang tua seharusnya memiliki jadwal keseharian anak sesuai dengan jam sekolah anak. Anak dapat mengatur waktu mereka dengan baik sehingga kedisiplinan pun meningkat. Sedangkan untuk mengisi waktu di luar jam sekolah, orang tua mampu memberikan kegiatan fisik untuk anak. Jangan sampai waktu habis dilakukan di depan gawai namun sesungguhnya orangtua dapat memanfaatkan teknologi untuk membantu peran sebagi pendidik di rumah. Apa saja?
Ni Luh Putu Ning Septyarini, Dosen STMIK Primakara berbicara saat Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/7/2021). Dia mengatakan, teknologi juga memiliki peran untuk membantu anak untuk belajar. Tentu penggunaan teknologi ini harus selalu dalam pendampingan orang tua dan dalam batasan waktu.
Empat peranan teknologi dalam kehidupan anak-anak dilihat dari segi keluarga. Pertama, sebagai sarana media edukasi anak. Memang guru anak di sekolah sudah menyiapkan metode pembelajaran. Namun sebagai orang tua, kita sebenarnya dapat menyiapkan sarana edukasi anak yang bisa merangsang motivasi mereka.
Kedua, sebagai media untuk membangun kedekatan dengan anak. Pandemi ini membawa sisi positifnya. Orang tua seolah-olah dipaksa mendekatkan diri dengan anak. “Manfaatkanlah momentum ini untuk membangun hubungan emosional yang lebih erat kepada anak-anak kita. Membangun hubungan emosional ini tidak hanya melalui saat mereka belajar namun saat berkegiatan lainnya seperti ini akan bermain game atau mendengarkan musik bersama. Menonton film bersama atau pun bisa mengerjakan proyek kecil berupa kerajinan tangan,” jelasnya.
Ketiga, teknologi sebagai sarana media komunikasi. Jangan lupa, anak juga punya kehidupan sosial, mereka juga butuh berkomunikasi dengan orang lain. Terutama untuk anak-anak yang di bawah umur masih perlu dibimbing. Mereka mungkin rindu dengan kakek neneknya. Kita harus sanggup untuk memfasilitasi karena memang anak-anak juga butuh berkomunikasi dengan orang lain.
Keempat, teknologi sarana media kreativitas ini yang paling penting dan yang paling membutuhkan banyak usaha dari orang tua. “Kita berharap, anak produktif menggunakan gawai. Namun kita kadang-kadang lupa berkaca, apakah kita sudah menggunakan teknologi secara produktif. Misalnya, membuat konten dengan anak,” ungkap Putu Ning.
Gunakan teknologi untuk memproduksi sesuatu supaya kita tidak hanya menjadi konsumen atau user. Ke depannya dari teknologi, orang tua juga dapat menciptakan konten-konten yang menarik bersama anak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Komang Triwerthi dan I Gede Putu Krisna Juliharta (Relawan TIK Bali), Giri Lukmanto (Peneliti Mafindo), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
