Sehubungan dengan akan dilaksanakannya operasional penuh penggunaan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) serta untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat beserta instansi terkait lainnya melaksanakan dukungan angkutan antarmoda.
“Dengan adanya angkutan antarmoda ini diharapkan ada konektivitas antara Bandara YIA dengan KSPN Borobudur,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, ketika meresmikan Angkutan Antarmoda Bandara YIA dan KSPN Borobudur di Sleman City Hall, Yogyakarta (30/1/2020).
Lanjut Budi, sebagaimana kebijakan pemerintah dan arahan Presiden, KSPN super prioritas harus didukung penuh. Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar 9 milyar pada tahun ini untuk mensubsidi angkutan antarmoda ini. “Kita harapkan nanti tarif DAMRI sekitar Rp 25.000,- dari Kota Yogyakarta ke Bandara YIA,” katanya.
Budi menjelaskan, untuk menarik minat masyarakat menggunakan angkutan antarmoda ini, selain subsidi, perlu juga membangun kepercayaan masyarakat bahwa angkutan ini ada terus. “Menhub menekankan bahwa headway jangan lebih dari 30 meni. Namun pihaknya dapat mengupayakan sehingga headway bisa 20 menit,” ujarnya.
Headway adalah jeda waktu keberangkatan antara sebuah armada dengan armada berikutnya. Terdapat 2 (Dua) rute Dukungan Angkutan Antarmoda untuk Bandara YIA yaitu sebagai berikut
Rute 1: Bandara YIA – Ambar Ketawang – Wirobrajan – Universitas Gajah Mada – Jl. Affandi – Hartono Mal, ada 11 Bus yang melayani dengan headway selama 20 Menit. Rute 2: Bandara YIA – Gamping – Ring Road Barat – Term. Jombor – Komplek Pemda Sleman – Sleman City Hall, ada 10 Bus yang melayani dengan Headway selama 20 Menit.
Sedangkan untuk dukungan angkutan antarmoda Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Candi Borobudur, rute yang melayani adalah :
Bandara YIA – Tebing Gunung Gajah – Goa Kiskendo – Plono – Samigaluh – Jl. Nanggulan Mendut – Candi Borobudur (via Bukit Menoreh), 11 Bus yang melayani dengan Headway selama 30 Menit.
Bandara Yia – Wates – Nanggulan – Dekso – Candi Borobudur, 7 Bus yang melayani dengan Headway selama 30 Menit. Candi Borobudur – Term. Muntilan – Term. Jombor – Grand Inna Malioboro, 6 Bus yang melayani dengan Headway selama 30 Menit.
“Rute-rute yang kita buat ini, akan berhenti di beberapa tempat, sementara pakai tempat yang ada, tapi kedepan saya sangat berharap kita bersama, Ditjen Perhubungan Darat, DAMRI, maupun pemerintah daerah bisa berkolaborasi menyiapkan tempat shelter, ruang tunggu bagi penumpang,” kata Budi.
Budi mengharapkan, masyarakat dapat memanfaatkan angkutan antarmoda ini sehingga dapat mengurangi kemacetan dan menekan angka kecelakaan.
Dirjen Budi mengatakan jika layanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA telah mencapai load factor yang ditargetkan, maka jenis layanan ini akan berubah menjadi layanan komersil.
Selama masa pelayanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA akan dilakukan evaluasi kebutuhan masyarakat terhadap rute-rute yang diinginkan guna menunjang kebutuhan mobilitas masyarakat.
Layanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA kedepannya akan terintegrasi dengan moda lain seperti Kereta Api dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat dapat beralih menggunakan transportasi umum.