Dunia digital menawarkan sebuah ruang tanpa batas dan setiap orang dapat selalu terhubung dengan segala informasi yang memungkinkan untuk diakses di mana saja kapan saja secara cepat. Dunia digital yang juga menyediakan ruang interaktif bagi para penggunanya, namun tetap memerlukan etika.
Dessy Natalia, Asst. Lecture & Industrial Placement Staf UBM mengatakan, meski begitu setiap individu harus berhati-hati karena anonimitas di internet membuat orang di dalamnya dapat menjadi siapa saja. Berita hoaks dan bentuk ujaran kebencian, serta radikalisme juga mengancam dan dapat memecah belah bangsa di internet.
“Ruang digital telah mengubah paradigma budaya dan etika masyarakat Indonesia yang sopan dan ramah,” kata Dessy saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Rabu (3/11/2021).
Semua itu terbukti dari survei Microsoft baru-baru ini yang menyebut netizen Indonesia tidak sopan se-Asia Tenggara. Fakta ini cukup membuat miris karena Indonesia dikenal memiliki budaya ramah tamah. Seharusnya apa yang sudah diaplikasikan di kehidupan nyata bisa diterapkan di ruang maya, setiap individu mestinya memahami cara bagaimana menciptakan budaya yang baik dan diteruskan di ruang digital.
Di samping budaya sopan santun, Indonesia juga merupakan negara majemuk, multikultural, dan demokratis. Berbagai jenis kebudayaan dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia kaya akan keunikan tradisi yang menjadi nilai jual.
Dessy mengatakan termasuk bahasa, Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan Indonesia merupakan pemilik bahasa terbanyak di dunia setelah Papua Nugini. Menurut dia, berbagai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia ini di era digital bisa semakin diperkenalkan lewat berbagai konten selain itu hal tersebut bisa menjadi nilai positif bagi para content creator sebab mempopulerkan budaya sendiri.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Heriyanto, Kepala Program Jurusan TIK SMKInsan Kreatif, Atib Taufik, Ketua MGMP Depok, Novvy Suwandanie dari SMK Wira Buana 1 Bogor, dan Tabitha Purba, Content Creator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.