Komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dan memiliki relasi yang kuat. Komunitas juga dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam bentuk kelompok-kelompok sesuai dengan kepentingannya. Manfaat berkomunitas sendiri sebagai media penyebaran informasi, menjalin hubungan antar anggota, dan sarana saling bantu atau mendukung.
“Di era pandemi, seharusnya komunitas berperan penting dalam membantu orang yang tidak mampu. Tanpa komunitas, pemerintah tidak bisa menjalankannya sendiri karena butuh stakeholder yang membantu mereka. Karena bangsa ini luas dari Sabang sampai Merauke,” jelas Muhammad Said Hasibuan, Sekjen Relawan TIK Indonesia, saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Sumedang, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021).
Beberapa wujud dari komunitas, di antaranya ada Aptikom, Relawan TIK, dan Cyber Educator. Aptikom merupakan gabungan antara pendidik ilmu komputer, yang membuat penelitian dan pendidikan. Relawan TIK adalah orang-orang yang memiliki keterampilan digital dan ingin dibekalkan kepada masyarakat. Cyber Educator baru berdiri di 2020, bagaimana melihat para guru mengalami masalah dalam penyesuaian belajar online. Cyber Educator ini mencoba mengedukasi dan mengatasi maslaah guru-guru tersebut.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa komunitas yang telah menyediakan sarana untuk belajar dan berkembang melalui media digital. Salah satunya ialah MOOC Aptikom yang menyediakan pembelajaran mengenai artificial intellegent. Pembelajaran ini bisa diakses oleh siapapun dari manapun.
“Pendidikan di era digital ini tentunya melahirkan kompetensi. Dari kompetensi ini harus diakui secara nasional dan internasional. Hal ini sama pemerintah lagi dibangun. Ada skills yang harus dipelajari sesuai daerah masing-masing,” paparnya.
Lanjutnya, kompetensi ini membutuhkan sertifikasi nasional, internasional, dan kolaborasi dengan industri. Kalau melihat dari kerangka pemikiran pemerintah, ada kerangka kualifikasi nasional Indonesia, bahwa dalam kerangka ini dijelaskan kedudukannya di mana dan apa yang harus dilakukan. Nantinya, gelar pendidikan akan diperoleh dari kematangan kita dalam melakukan profesi kita. Akan tetapi, ada sinkronisasi yang membutuhkan suatu badan atau lembaga untuk melihat potensi tersebut.
Poin penting dalam suatu pembelajaran di mana kita dapat belajar di suatu kampus tanpa mendatangi kampusnya. Saat ada kerja sama kita dapat mengikuti dan menikmati kuliah di kampus tersebut secara online. Saat ini bukannya berkompetisi, tetapi dibutuhkan kolaborasi.
Pada era ini, terdapat skills data analis yang dibutuhkan, di antaranya ada data visualisasi, data cleaning, komunikasi, critical thinking, phthon, SQL, dan Machine learning. Skills ini yang banyak dicari. Seseorang dapat mengikuti kursus atau pembelajaran untuk mendapatkan sertifikat keahlian-keahlian tersebut.
Ia menyampaikan, komunitas masa ini dapat berperan meningkatkan kompetensi SDM melalui training yang bersertifikasi. Kemudian, komunitas mampu membangun jejaring nasional atau internasional dalam upaya peningkatan kompetensi SDM.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Sumedang, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Esa Firmasyah (Ketua RTIK Kabupaten Sumedang), Mulya Suryadi (Ketua Komusi II DPRD Kabupaten Sumedang), Fitriyani (Kepala Bidang Persandian Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang), dan Riri Damayanti.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.