Anak-anak sudah menjadi bagian dari dunia digital bukan hanya untuk hiburan semata namun mereka sudah menggunakan media digital untuk aktivitas sekolah atau belajar. Anak dan remaja kini mudah mengakses melalui gawai milik orang tuanya atau memang sudah dibekali laptop dan tablet untuk belajar.
Di rumah mereka sudah ada Wi-Fi sehingga semakin lebih mudah lagi untuk mengakses, materi konten dari media digital itu sesuai usia dan tidak sesuai usia. Jika sesuai usia akan memberikan pengaruh positif kalau yang tidak sesuai usia tentunya akan memberikan pengaruh negatif. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan orang tua dalam penggunaan media digital.
Praktisi Kesehatan, dr. Katherine mengatakan, pengaruh negatif media digital terhadap tumbuh kembang anak, gangguan belajar, gangguan penglihatan, gangguan sosialisasi karena lebih senang dengan gawai mereka daripada teman. Insomnia, kegemukan dan obesitas karena kurang gerak lebih banyak duduk bermain gadget. Mereka sering mengalami gangguan otot dan sendi khususnya tangan dan leher serta mudah pusing
“Gangguan tumbuh kembang pada anak balita berupa terlambat berbicara, karena terlalu sering diberi tontonan video tidak diajak mengobrol, tidak diberi stimulasi sehingga anak malas berbicara dan kosa kata yang mereka tahu belum banyak. Gangguan emosi seperti mood berubah-ubah dan gampang cemas. Biasanya ini karena saat diambil gawai mereka, mereka merasa tidak senang atau terbawa suasana game sehingga dia mudah kesal kalau kalah.” ujarnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021) siang.
Kemungkinan depresi lebih rentan dan anak menjadi kecanduan. Ini sudah parah anak-anak bisa lupa melakukan aktivitas lainnya. Dr. Khatrine meyakini sebenarnya tidak hanya dampak buruk dari anak-anak menggunakan media digital banyak dampak positif dari media digital yang digunakan anak.
Namun, itu segala hal possitif dari penggunaan media digital ini disesuaikan dengan apa yang ditonton, pembatasan dan kebersamaan dengan orangtua. Jadi, memang intinya saat anak menggunakan media digital, hendaknya orangtua dapat membersamai dan selalu memberikan informasi terkait dampak negatif dan positif internet.
Pengaruh positif media digital terhadap tumbuh kembang anak dapat merangsang motorik anak-anak, jika dipasang lagu mereka akan menari mengikuti irama, mengikuti apa yang dicontohkan. Meningkatkan kreativitas, jadi memiliki ide untuk menggambar apa yang dilihat di internet berupa pemandangan atau tokoh kartun.
“Meningkatkan kemampuan berpikir anak saat mereka kita beri kuis atau game yang mengasah kemampuan berpikir. Bukan game kekerasan menembak, memukul orang sebab itu dapat berdampak buruk bagi mereka. Mereka akan mencontoh aktivitas tersebut,” ujarnya.
Menambah pengetahuan, jika mereka bertanya seseuatu segera minta mereka untuk mencari sendiri di Google. Sehingga bagi mereka mengerti internet dapat digunakan untuk mencari sesuatu yang mereka belum tahu. Diharapkan dapat meningkatkan minat anak dalam pembelajaran media pengajaran yang menarik juga sebagai faktor pendukung itu.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Meylani Relawan (TIK Jawa Barat), Eko Prasetyo (Digital Entrepreneur), Erlangga (Konsultan IT) dan Ribka sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.