hitcounter
Friday , February 7 2025

Dampak Internet Jika Dikonsumsi Anak Tak Sesuai Usia, Orangtua Perlu Memastikan Penggunaan Internet yang Aman

Kehidupan di era digital kian berubah dengan perkembangan cepatnya. Internet telah menjadi kebutuhan dan terkoneksi dengan berbagai aspek serta memudahkan banyak hal. Pengguna internet sudah dalam segala kalangan dan usia, akan tetapi saat berbicara penggunaan internet untuk anak, maka harus dicermati kembali.

Apalagi anak-anak belajar internet tidak hanya dari orangtua, lingkungan menjadi sarana mereka untuk belajar dan bahkan sekarang ini mereka lebih banyak belajar dari lingkungan daripada orangtua yang lebih kepada mengenalkan.

ā€œHal yang perlu diingat ketika anak-anak belajar internet dari lingkungan adalah kerentanan di dunia maya berupa berita hoaks, perundungan cyber, pornografi, hingga predator anak sehingga anak perlu diawasi dalam pemakaian internet,ā€ ujar Sophie Beatrix, Psikolog Praktisi dalam bidang Pendidikan dan Industri saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Rabu (15/9/2021).

Sebab selain dampak positif ada pengaruh negatif dari internet.Ā Untuk belajar jelas, internet telah mempermudah saat pencarian informasi, sarana hiburan, menumbuhkan kreativitas, serta membuat lebih peka teknologi. Adapun dampak negatifnya, internet bisa bahaya jika hal yang dikonsumsi tidak sesuai usia. Bisa juga anak menjadi kecanduan, sulit membedakan fakta dan fiksi, serta menjadi penyebab anak anti sosial karena sibuk bermain gawai.

Orangtua tentunya perlu mengetahui pedoman dalam penggunaan internet pada anak. Yaitu usia nol hingga 10 tahun harus ada pengawasan dan pemantauan dengan orangtua aktif terlibat dalam penggunaan internet anak dan memakai parental control. Adapun usia 11-14 tahun memerlukan supervisi dan monitoring yaitu orangtua harus memberikan informasi arahan akan dampak internet. Masuk ke usia yang lebih besar lagi 15-18 tahun anak memerlukan pedoman, orangtua perlu membantu dan mengingatkan anak agar terhindar dari situasi tidak aman.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Vivi Andriyani, Marcomm & Promotion Specialist, dan Loka Hendra, Head of Food & Beverage Cinepolis Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

USB Hub 9-in 1 TP-Link UH9120C, Solusi Praktis untuk Para Multitasker

Jakarta, Vakansi ā€“ Laptop modern memang menawarkan desain yang tipis dan ringan, namun sering kali …

Leave a Reply