hitcounter
Monday , January 20 2025

Cyberbullying Sangat Meresahkan di Era Digital

Masyarakat Indonesia sudah terlalu banyak menerima informasi namun tidak dibekali dengan kebijakan untuk menggunakan media digital, ditambah dengan budaya membaca yang sangat minim. Hal itu membuat beberapa orang tidak bertahan dengan perkembangan digital.

Tidak siapnya masyarakat masuk dalam dunia digital salah satunya akan berakibat terjadinya cyberbullying yang didefinisikan sebagai perilaku bermusuhan yang disengaja berulang oleh individu atau kelompok yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain melalui penggunaan teknologi komunikasi.

Leili Kurnia Gustini, Wakil direktur Politeknik LP3I mengatakan, jika dibandingkan dengan pembuatan meme yang kerap menyudutkan seseorang. Namun meme dilakukan hanya sekali sedangkan bullying itu dilakukan berulang.

Pengguna aktif media sosial di seluruh dunia ini 4,2 miliar dari seluruh populasi itu 53,6 persen menggunakan media sosial dan bertambahnya itu terjadi sekitar 13,2 persen atau 490 juta orang yang menggunakan media sosial.

Dan di antara itu, 415 juta orang mengakses melalui mobile phone atau smartphone yang mengartikan kita selalu terhubung dengan internet dan dapat melakukan chatting atau mengakses media sosial kapanpun dan di manapun dalam genggaman mereka.

Ketika orang bersosialisasi, segala kemungkinan dapat dilakukan chat harusnya media sosial itu dipakai secara aman nyaman, sehat tapi yang terjadi sekarang bullying pindah juga akhirnya ke dunia maya.

Survei penetrasi internet dan perilaku pengguna internet Indonesia 2008 yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan 49 persen pengguna internet pernah di-bully dalam bentuk diejek atau dilecehkan di media sosial. Dari yang pernah di-bully di internet ini sebanyak 31,6 persen membiarkan karena cuek atau memang ketahanannya tinggi atau apa memang mereka memang masuk dalam hati atau baper dan berakibat yang lain 7,9 persen membalas ejekan dan 5, persen  mereka menghapus ejekan dan hanya 3,6 persen yang melaporkan.

“Paling bahaya sebenarnya adalah ketika kita tidak tahu kita sedang bisa sedang dirundung di media digital. Padahal mungkin saja apa yang mereka lakukan itu sudah menjadi berdampak negatif bagi diri kita,” ungkapnya.

Banyak kategori yang termasuk cyberbullying seperti flaming atau mengirimkan pesan yang kasar, vulgar tentang seseorang atau suatu kelompok online atau ke orang melalui email. Online harassment atau pelecehan berulang kali mengirimkan pesan yang tidak sopan melalui email atau pesan teks lainnya kepada seseorang Cyberstalking ini menyangkut pelecehan online yg mencakup ancaman bahaya yang menakutkan jadi terus-terusan dan diancam. Kategori lain, masquerade. Ini yang sangat sering juga terjadi yaitu berpura-pura menjadi orang lain dan mengirim materi yang membuat orang tersebut takut.

“Ini juga terjadi akunnya menggunakan akun palsu untuk menyebarkan aib. Seperti halnya outing mengirimkan materi atau gambar tentang seseorang yang bersifat sensitif atau pribadi seseorang yang dikirimkan dengan gambar tidak senonoh,” tuturnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Litani Wattimena (Brand Comunication Strategist), Steve Pattinawa (Kordinator Literasi Digital ICT Watch), Khemal Gani (CEO NXG Indonesia), dan Marsha Risdasari (Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

TP-Link Unjuk Inovasi Rumah Pintar Tapo di CES 2025

Jakarta, Vakansi – TP-Link memperkenalkan solusi smart home Tapo terbaru di CES 2025, menghadirkan rangkaian …

Leave a Reply