Citilink Indonesia menyambut baik inisiatif Kementerian Pariwisata dalam memberikan insentif penerbangan ke destinasi wisata baru yang belum memiliki konektivitas yang baik.
“Citilink siap membantu program Kemenpar dalam meningkatkan konektivitas udara di Indonesia dengan pasar-pasar utama. Ini merupakan upaya untuk melanjutkan kesepakatan yang telah dicapai direksi sebelumnya,” ujar Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo.
Juliandra menyatakan hal tersebut didampingi oleh jajaran direksi baru di PT Citilink Indonesia yaitu Direktur Komersial Andy Adrian dan Direktur Operasional Arry Kalzaman Sudarmadji saat bersilaturahmi dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya di kantornya.
Silaturahmi tersebut kemudian berkembang menjadi ajang untuk mendiskusikan rencana Citilink Indonesia dalam mendukung upaya menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang sebelumnya ditargetkan sebanyak 15 juta orang pada 2017.
Dalam diskusi itu, Kementerian Pariwisata juga menggandeng Citilink Indonesia untuk mengerucutkan upaya membangun “Spirit Indonesia Incorporated” guna mengembangkan pariwisata di tanah air.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong Citilink untuk membuka rute ke destinasi wisata baru yang belum memiliki konektivitas yang baik dengan menyatakan kesiapan pemberian insentif kepada anak perusahaan Garuda Indonesia ini.
“Kami siap untuk memberikan insentif bagi Citilink dan maskapai lainnya yang membuka ‘chartered flight’ (penerbangan carter) dengan rute baru yang belum diterbangi sebelumnya, baik dari atau ke kota baru di Indonesia, maupun kota baru di negara pasar,” katanya.
Menurut Arief, melayani rute baru di destinasi yang masih belum memiliki konektivitas yang baik memang menjadi tantangan tersendiri dengan istilah “playing in the green field” atau bermain di tempat yang benar-benar baru.
Bahkan, justru di lapangan baru itu pula Citilink bisa merambah bisnis lainnya, seperti di bidang properti.
”Airlines merupakan bisnis yang high profile namun profitnya tidak banyak, jadi harus mengembangkan bisnis di sektor lain, misalnya properti,” tambah Arief.
Selain itu, Citilink sebagai perusahaan pelat merah juga harus mampu menjalin koordinasi dengan instansi pemerintah ataupun BUMN lainnya yang mengelola penerbangan dan bandara.
“Sehingga lebih unggul dalam hal komunikasi dibandingkan dengan dari airlines swasta lainnya,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Citilik harus bersinergi dengan Garuda Indonesia dalam menggarap segmen pasar, dimana target market Garuda adalah kelas menengah ke atas sedangkan market Citilink, merupakan kelas menengah ke bawah yang jumlahnya lebih besar.