Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi juga semakin membuka risiko kejahatan di internet dan media sosial. Salah satunya ialah penipuan yang belakangan marak di media sosial.
“Penipuan di internet itu kalau kita lihat modusnya selalu ganti, tapi patternnya selalu sama,” ujar Abang Suluh Husodo, CEO Maxplus webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (28/6/2021).
Dengan mengatahui modus tersebut, lanjut Suluh, kita juga bisa menghindari sejumlah penipuan yang banyak beredar di internet. Dalam kesempatan tersebut, Suluh juga menjelaskan taktik yang seringkali digunakan oleh pelaku penipuan di internet.
“Taktit yang biasa dimainkan oleh pelaku itu umumnya dengan mempengaruhi perasaan yang ada di dalam diri kita,” kata Suluh.
Ia menjelaskan, bahwa umumnya pelaku memanfaatkan rasa takut, rasa takut, rasa percaya, rasa penasaran, nafsu/hasrat, dan juga simpati serta empati. “Misalnya pelaku itu memanfaatkan ketakutan dari korban dan menggiring korban ke halaman lain untuk mendapatkan username dan password korban,” kata Suluh.
Dengan begitu, mereka bisa melancarkan penipuan lebih jauh dan akan berdampak lebih signifikan terhadap korban.
Lebih lanjut, ia juga memberikan sejumlah saran agar bisa terhindar dan menangani penipuan yang kerap terjadi di internet di media online. Pertama, ia menyarankan untuk tidak mudah simpati dan empati terhadap suatu hal yang dilihat di media sosial.
“Cross check dan cari tahu terlebih dahulu sebelum bertindak. Kemudian juga tidak asal klik tautan dari sosmed, dan memeriksa link dari pengirim email,” kata dia.
Kemudian, Suluh juga menyarankan untuk mengurangi atau tidak mengumbar data pribadi di media sosial. “Kita seringkali tidak sadar ketika menggunakan aplikasi. Kita tidak mengecek apa saja yang diminta di aplikasi itu,” ujar Suluh.
Jika penipuan itu telah terjadi, Suluh menyarankan untuk segera melaporkan hal tersebut pada masing-masing platform di media sosial.
Sementara itu, musisi dan aktivis sosial Melanie Subono juga mengatakan bahwa dalam hal penggunaan media sosial, pengguna punya andil besar untuk bisa terhindar dari konten-konten negatif.
“Kita sendiri bisa menentukan mau positif atau negatif ya. Dan ingat, jejak digital itu tidak bisa kita hapus, apa yang seru buat kita sekarang hanya untuk kita sesaat saja,” ujar Melanie.
Untuk itu, Melanie menyarankan untuk bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia menyarankan untuk menghindari keributan di media sosial yang seringkali tidak perlu.
“Di internet juga ada tombol blok mute atau unfollow, itu pilihan kita untuk menjadi postifi dan negatif. Jadi bukan medos yang tidak aman, kita yang memutuskan mau cerdas dikit atau engga,” kata Melani.
Selain Suluh dan Melanie Subono, alu sama,” ujar Abang Suluh Husodo, CEO Maxplus webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Siberkreasi, juga hadir, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ende, Yohanes, A Minggu, Wakil Rektor Bidang Akademik Uniflor Ferdinandus Lidang Witi, S.E., M.Kom, dan Key Opinion Leader Fitriyani.