Sejak kehadiran internet dan media sosial, banjir informasi terjadi dan mengacaukan fakta asli. Masyarakat harus harus kritis dengan informasi yang beredar. Karena saat ini berbagai platform media dimanfaatkan oleh segelintir oknum untuk menyebarkan hoaks.
Riri Damayanti, seorang Content Creator dan Yoga Enthusiast mengatakan, hoaks atau berita bohong merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar namun dibuat seolah-olah benar, tujuannya untuk membuat masyarakat tidak aman, nyaman, resah dan kebingungan. Hoaks memiliki banyak jenisnya misalnya satire atau parodi yang awalnya dibuat tidak untuk merugikan namun ternyata berpotensi mengelabui.
“Selain itu ada konten yang menyesatkan atau misleading content dengan memanfaatkan informasi asli namun sebenarnya tidak ada hubungan dengan informasi aslinya,” katanya saat saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Kamis (28/10/2021)
Lebih lanjut dia pun memberikan tips cara untuk mencegah penyebaran hoaks, antara lain:
1.Hati-hati dengan judul provokatif
Judul yang seketika melecut emosi biasanya merupakan ciri hoaks dan harus dihindari, karena itu wajib untuk membacanya dengan lebih teliti.
2.Cermati alamat situs
Biasanya penyebar berita hoaks mengatasnamakan sebuah situs berita, namun bila dilihat alamat URL nya bisa jadi ternyata blogspot atau sebuah tampilan laman yang berbeda dari portal berita.
3.Cek keaslian foto
Hoaks biasanya menggunakan foto atau video lama yang diedit kembali, karena itu Anda bisa mengecek keaslian foto agar bisa mengetahui kebenarnannya.
4.Ikut serta diskusi anti hoaks
Aktif dengan ikut diskusi anti hoaks akan menambah pengetahuan dan mendapat informasi terbaru yang akan bermanfaat.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Ana Agustin, Managing Partner di Indonesia Global Lawfirm, Atib Taufik, Ketua MGMP Kota Depok, Rani J. Syarief, Wakasek Bidang Kurikulum SMK Al-Basyariah, dan Trian Fitriani, dari Edukasi4ID.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.