Menurut data sensus penduduk kalangan milenial di Indonesia mendominasi sekitar 34% jumlahnya. Kaum milenial ini merupakan mereka yang terlahir di tahun antara tahun 1980 hingga 2000. Generasi milenial dicirikan sebagai orang yang kreatif dalam berpikir ide-ide baru, selalu aktif di media sosial, dan berani mengutarakan diri.
Milenial bisa menjadi sasaran market produk, hingga menjadi pembawa pesan karena tingkat kesibukannya dalam menggunakan media sosial. Para milenial juga dapat memanfaatkan segala kelebihannya sebagai generasi yang lahir di era peralihan dari analog ke digital untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Kreatifitasnya pun dibutuhkan, dalam industri yang kini memanfaatkan digital skills seperti kemampuan profesi yang berhubungan dengan graphic desain, editing video, hingga menjadi YouTuber, influencer, sosial media specialist maupun content creator.
“Bagi profesional Linkedin itu wajib, update dan berikan foto profil yang bagus pakai jas. Kalau YouTube untuk mendapatkan subscriber cukup sulit, maka Instagram wajib apalagi kalau ingin mengenalkan produk. Tapi sekarang yang lagi jadi viral itu TikTok,” kata Daniel Hermansyah, CEO Kopi Chuseyo saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, Rabu (4/8/2021).
Dengan tujuan marketing, sebuah bisnis harus mempelajari bagaimana brand bisa dikenal dulu oleh khalayak. Brand besar pastinya memiliki budget untuk beriklan, namun untuk bisnis skala pemula tentunya saat ini media sosial menjadi sarana yang mudah dan murah, serta akan langsung tepat sasaran.
Selain memunculkan brand awareness, komunikasi dengan pelanggan harus mudah oleh sebab itu cantumkan kontak di bio, sehingga sekali klik calon costumer bisa menghubungi. Sigap dan cepat saat membalas DM di Instagram juga sangat dianjurkan. Selanjutnya memudahkan pelanggan membeli produk, misalnya dengan sistem pembelian di marketplace. Kemudian buat pelanggan menjadi loyal dan memberitahukan produknya kepada relasinya sehingga ada duplikasi pembelian terus-menerus.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Golda Siregar ,Senior Consultant at Power Character, Shandy Susanto Dosen di Podomoro University, dan Rizki Arnosa, CEO Codelite.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.