E-wallet atau dompet elektronik merupakan sebuah aplikasi atau fitur yang dikembangkan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran dan bahkan untuk investasi. Kini tengah ramai bagaimana dompet digital dapat juga digunakan untuk menabung emas, investasi saham dan obligasi. Semua kini dapat disimpan di dompet digital.
Hasil survei penggunaan dompet digital 2020 laporan dari Ipsos berjudul The Evolution Driving the Next Wave of Growth yang dilansir 12 Februari 2020 mengungkap pengguna sudah cenderung menganggap dompet digital bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian.
Ade Andri Hendriadi, Relawan TIK Karawang menjelaskan, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan dompet digital. Seperti manfaatkan promo yang terbesar, selama memang ada saldonya dapat kita gunakan. Namun seringnya juga banyak syarat dan ketentuan yang berlaku ada minimum pembelian untuk syarat diskon.
Ada hal yang menarik yang memang tidak harus menjadi budaya boros atau tidak selalu untuk konsumsi. Manfaatkan promo untuk investasi. Sekarang investasi di dunia digital tidak harus mahal kalau kita punya uang Rp100 ribu sudah dapat dilakukan.
“Ada emas, reksadana, crypto currency itu tidak harus menggunakan uang besar bahkan kalau kita punya uang Rp 10 ribu pun yang kita miliki kita bisa investasi emas digital di pegadaian misalkan. Kita bisa belajar apa yang namanya investasi selain kalau misalkan kita lebih mengenal lagi selain emas mungkin kita mau investasi di bidang keuangan lain seperti reksadana,” jelasnya.
Berbicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (1/9/2021) pagi 2, dia bercerita bagaimana orang bekerja keras di negara berkembang. Sementara di negara-negara maju kebalikannya, uang yang bekerja keras.
Dimulai dari yang kecil yang ada di dompet digital kita pun kita bisa memanfaatkan atau berinvestasi di dunia digital. Jadi tidak hanya promo belanja setelah belanja habis sudah itu selesai. Tapi kalau kita punya pemikiran jangka panjang kita dapat memilih uang digital yang ada di e-wallet untuk berinvestasi.
Kemudian, gunakan fasilitas yang namanya bebas transfer, memberikan layanan bebas transfer seperti aplikasi Flip mengurangan saldo hanya karena transfer berbeda bank kini dapat teratasi dengan kehadiran Flip. Dalam penggunaan dompet digital sebaiknya hindari menggunakan fasilitas PayLater atau bayar di kemudian hari. Ini sangat konsumtif menggunakan ini sangat berbahaya seperti menggunakan kartu kredit senang di awal belanja akhirnya malah kita harus membayar hutang.
“Bagaimana cara mengelola pengelolaan secara berkala baik itu pembayaran dan lain sebagainya Itu bisa dilihat dari kesimpulan dari semua apa yang sudah kita lakukan dalam pengelolaan yang ujungnya adalah kita harus bijak dalam mengelola sampai jangan sampai kebobolan jangan sampai bocor sehingga malah jadi menjadi budaya boros,” ujarnya.
Dengan kemudahan pemanfaatan teknologi digital jangan malah mengembangkan budaya konsumtif karena mudah sehingga kita malha terbiasa mengutang. Gunakan teknologi dibidang keunagan tetap dengan budaya hemat dan memikirkan masa depan yakni dengan investasi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (01/9/2021) pagi 2, juga menghadirkan pembicara Stelita Marsha (Staf Ahli Kemendikbudristek), Theo Derick (Praktisi Marketing Digital), Leni Fitriani (dosen Sekolah Tinggi Teknologi Garut), dan Ida Rhynjsburger sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.