Hoaks atau berita bohong mudah meluas di masyarakat karena informasinya besifat sensasional hingga membuat penerimanya merasa perlu untuk menyebarkan kembali informasi tersebut.
Faktor penting lainnya yang sering terjadi karena informasi hoaks dibagikan oleh orang terdekat atau orang yang dapat dipercaya, sehingga para penerima informasi hoaks langsung berasumsi bahwa berita tersebut benar adanya. Survey MASTEL di tahun 2019 pun menyatakan hal serupa, sebanyak 43,5 persen responden mengatakan bahwa berita hoaks diperoleh dari orang yang dapat dipercaya.
āHoaks atau berita bohong dapat berakibat buruk dalam kehidupan bermasyarakat karena bisa memicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan, bahkan kebencian,ā ujar Roky R. TampubolonĀ seorang Praktisi Hukum dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021).
Lanjutnya, kalau dibiarkan terus menerus hoaks bisa menimbulkan kecemasan, mengganggu situasi emosional dan suasana hati yang berkepanjangan. Penyebaran berita hoaks dapat membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman hoaks, yakni mudah percaya akan berita bohong tanpa melakukan perbandingan ke sumber lain. Apabila hoaks dilakukan secara sengaja, pelaku dapat terkena pidana hukum. Perlu bagi kita menjaga diri untuk tidak mudah menyebarkan berita bohong. Kita harus memiliki kemampuan untuk menyaring setiap berita yang kita dan mengidentifikasi hoaks.
Hoaks sendiri dapat diidentifikasi melalui judul. Kebanyakan hoaks mengandung judul-judul provvokatif. Kemudian, cek alamat situs sumber berita, periksakan fakta dan keberimbangan sumvber berita, dan cek keaslian foto dan video.
āTerkait berita bohong atau hoaks, kita memiliki sarana digital untuk mengecek fakta. Ada dua situs web terkait pemeriksaan hoaks yang bisa dibuka,ā ungkapnya.
Kedua situs tersebut ialah turnbackhoax.id dan cek fakta.com. Jadi, kita bisa cek setiap berita yang diterima di dunia digital pada situs tersebut. Ia mengatakan, dengan meningkatkan literasi digital akan ikut menambah kemampuan kita dalam menyaring berita hoaks, terutama di masa pandemi ini.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Agus Jamiatul Firdaus (General Manager TC Invest), Alda Dina Bangun (Guru SD Cahaya Bangsa Kota Baru Parahyangan), Benny Daniawan (Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma), dan Janna S. Joesoef (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ā untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.