Segala aktivitas yang kini pindah ke ruang digital memiliki risiko memungkinkan terjadinya penyebaran konten-konten negatif, termasuk konten pornografi dan pelecehan seksual yang pindah ke ranah online.
Ninik Rahayu, Tenaga Profesional Lemhamnas RI 2021 mengatakan salah satu yang marak adalah Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) sebagai kejahatan siber dengan korban yang sering dijadikan objek pornografi.
Dia mengatakan, KBGO dapat masuk ke dunia offline di mana korban mengalami kombinasi kekerasan secara online dan berlanjut secara langsung saat offline. “Bentuk KBGO pun bermacam-macam, antara lain ada cyber hacking, impersonation di mana penggunaan teknologi digunakan untuk mengambil identitas orang dengan tujuan mengakses suatu informasi yang pribadi, mempermalukan, dan menghina korban, menghubungi atau membuat dokumen-dokumen palsu,” kata Ninik saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Rabu (1/12/2021).
Jenis KBGO lainnya yang rentan terjadi adalah cyber surveillance, stalking atau tracking seperti halnya menguntit dan mengawasi tindakan atau perilaku korban dengan pengamatan langsung atau pengusutan jejak korban. Termasuk dalam KBGO adalah perilaku cyber harassement dengan menakut-nakuti, merayu atau memanipulasi korban untuk mendapat keuntungan.
Selain itu ada pula istilah cyber recruitment, yaitu penggunaan teknologi untuk memanipulasi korban dan malicious distribution yang meliputi penyebaran konten-konten yang merusak reputasi korban atau organisasi pembela hak-hak perempuan.
Begitu rawannya dunia digital saat ini, apa yang bisa dilakukan agar terhindar dari kekerasan gender berbasis online? Dia mengatakan semuanya dapat dicegah dengan bijak saat menggunakan sosial media, tidak mengunggah sesuatu yang pribadi di sosial media, tidak menyimpan video atau foto pribadi di gadget, tidak terbujuk oleh pasangan untuk melakukan konten pornografi.
Penting untuk pendidikan literasi digital dan kurikulum literasi digital yang bisa dilakukan lintas sektor. Namun bila sudah terjadi, dia mengajak agar jangan ragu melapor. Minimal mengontak lembaga-lembaga terkait seperti Komnas Perempuan. Berikut juga lembaga pengaduan online seperti JalaStoria.id dan Kantor Polisi.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti D Dato, Dosen Fakultas Hukum UNEJ, Triantono, Dosen Universitas Tidar Magelang, Maria Goretty, Tenaga Ahli DPR RI, dan Nimas Pertiwi, seorang Model.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.