Salah satu komponen dari masyarakat digital adalah berpartisipasi membangun agar ruang digital itu tetap nyaman untuk bersama. Partisipasi membangun relasi sosial di platform digital ialah dengan menggunakan media sosial itu sendiri untuk berbagi pesan yang bermanfaat.
Hal tersebut disampaikan Esa Firmansyah, Direktur Pusat Informasi STMIK Sumedang. Dia menambahkan, media sosial selain untuk berjejaring bertemu dengan teman yang sudah lama tidak bertemu atau mereka yang jauh. Media sosial juga dapat digunakan untuk berbagi informasi pesan positif yang diharapkan dapat mendidik juga menghibur para penggunanya. Di platform media digital sebaiknya juga menghindari membahas isu sensitif seperti isu SARA.
“Keberagaman di Indonesia bukan untuk dipermasalahkan, bukan untuk dicari kebenarannya. Jadi sebaiknya jika ingin memunculkan multikulturlisme dari Indonesia dapat menampilkan saja kebudayaan-kebudayaannya seperti ciri khas kesenian, makanan, ritual, rumah adat dan lainnya,” ungkapnya pada webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) pagi.
Selama berkomunikasi melalui platform digital menghindari kalimat porno, vulgar serta dalam berbagi foto dan video juga diharuskan yang inspiratif atau memberi ide bagi orang lain.
Jadi, yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan platform digital. Hal ini bukan hanya untuk di media sosial saja tetapi pada e-commerce. Antara toko online dengan konsumennya, ojek online dengan penumpangnya, customer service dengan konsumennya dan lainnya.
Saat mem-posting sebuah konten untuk jualan atau promosi menggunakan caption yang baik dan lagi-lagi tidak berbau SARA. Terkadang secara tidak sadar kita malah membahas warna kulit seseorang, agama seseorang yang sebetulnya. sangat sensitif.
Esa menyaranakan untuk menggunakan hashtag untuk mendapatkan informasi spesifik berkaitan dengan etiket. Saat ingin kita tahu kabar teman kita, harus follow atau subscribe untuk mengikuti setiap update dari mereka.
“Menjaga kedekatan, gunakan like pada setiap posting-an yang positif dan inspiratif. Sebaiknya jika ada konten negatif kita tidak perlu memberi like. Serta untuk berinteraksi dapat melakukan komen ataupun pesan pribadi untuk hal-hal yang orang lain sebaiknya tidak tahu,” ungkapnya.
Menjaga reputasi orang lain dengan tidak memberikan penilaian yang rendah walaupun kita sudah dikecewakan. Jika tidak rugi secara materil dan fisik sebaiknya tidak memberikan penilaian buruh untuk driver ojek online, toko online.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Febriyanti Kristiani (founder @vitaminmonster), dr. Frendy Winardi (founder Royals Rejuvia), Muhammad Miftahun Nadzir (dosen universitas Muhammadiyah Yogyakarta), dan Martin Kax sebagai Key Opinion Leaderr.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.