hitcounter
Wednesday , October 9 2024

Berkat Komunitas, Tas Kulit Abekani Tetap Teratas

Pandemi Covid-19 yang melemahkan sektor ekonomi membuat industri kerajinan kulit terguncang. Bahkan, beberapa bisnis pun terpaksa gulung tikar dan sebagian harus merumahkan para pengrajin.

Namun bisnis tas kulit Abekani tetap berjalan seperti biasa dan terus sibuk melayani jumlah pemesanan yang justru stabil. Kondisi ini tak lepas dari dukungan 28.000 orang Abekanian, yaitu anggota komunitas pecinta produk Abekani.

ā€œPesanan kami jalan terus tiap hari. Di tengah pandemi, bisa dibilang kami sama sekali tidak terdampak. Jumlah kiriman pun sama seperti sebelum pandemiā€, kata Christiana Tunjung, pemilik bisnis tas kulit Abekani, Seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.

Tiga pengrajin yang mengenakan masker kain terlihat sibuk merapikan tumpukan produk dompet kulit di kantor Abekani yang terletak di Perumahan Puri Potorono Asri, Banguntapan, Bantul. Di sekeliling mereka, terlihat ada sekitar empat tumpukan produk kerajinan kulit setinggi lutut orang dewasa yang siap antar ke para pelanggan setia produk kerajinan kulit Abekani.

Mei hingga Juli merupakan masa terberat bagi industri kerajinan kulit. Para pengrajin yang setia menemani Tunjung merintis usahanya sejak 2008 bercerita tentang nasib kawan-kawan mereka sesama pengrajin kulit yang di rumahkan bahkan kehilangan pekerjaan.

Mendengar cerita dari para pengrajinnya, Tunjung langsung bersiap-siap untuk menurunkan kuantitas produksi produk ready stock untuk mengantisipasi. Namun di luar dugaan, jumlah pesanan yang dikirim tetap stabil di sekitar angka 2000 item per bulan Bahkan dalam satu pengiriman bisa berisi lebih dari 10 item berbeda.Ā 

ā€œSemua itu bisa terjadi karena anggota Abekanian. Memang hampir 90 persen penjualan kami saat pandemi ini bisa terdongkrak karena pesanan mereka. Mereka adalah para pelanggan setia tas kulit Abekani dan menamai diri mereka Abekanian yang saat ini berjumlah kurang lebih 28.000 anggota dari seluruh Indonesia,ā€ kata Tunjung.

Pada tahun 2012 Tunjung mulai fokus memproduksi tas perempuan dari bahan kulit nabati. Berbeda dari produk tas kulit lainnya yang menyentuh harga di atas Rp1 Juta, Tunjung menetapkan harga rata-rata Rp600.000-Rp800.000 untuk semua produk tas kulitnya. Dia menjual produknya melalui blog dan Kaskus. Pesanan pun membludak hingga Tunjung berinisiatif membuat Facebook untuk melayani transaksi.

ā€œAda member sebuah komunitas fesyen yang membeli produk Abekani dan menulis review di forum komunitasnya. Intinya harganya terjangkau tapi kualitas bagusā€ kata Tunjung.

Sejak saat itu, Tunjung harus bolak-balik mengantar produk ke berbagai agen jasa pengiriman barang setiap harinya yang meningkat tajam. Hal ini tentunya rentan mengalami keterlambatan pengiriman barang.Ā 

Tunjung merasa sangat terbantu ketika kurir JNE mengunjungi kantor Abekani dan menawarkan jasa free pickup. Tak tanggung-tanggung, jumlah pesanannya pun tak terbatas. Tunjung pun bisa memesan jasa free pickup lebih dari sekali dalam satu hari.Ā 

ā€œMungkin karena dari data JNE terlihat saya tiap hari ada pengiriman ya, mereka langsung tanggap. Jadi pesanan saya yang banyak banget itu dijemput langsung oleh kurir JNE. Datangnya selalu tepat waktu saat jadwal pengiriman. Saya sampai kenal dekat sama kurir yang biasa ke sini,ā€ kata Tunjung.

Tunjung semakin mantap menggunakan layanan JNE hingga kini. Selain itu, kini 80 persen pelanggan Tunjung yang merupakan anggota Abekanian selalu memilih JNE untuk mengantarkan pesanan tas kulit Abekani ke rumah masing-masing. Selain biaya yang terjangkau dan pengiriman barang yang tepat waktu, proses tracking pengiriman barang pun sangat mudah dilakukan dengan tampilan website yang simpel.Ā 

Setiap bulannya, anggota komunitas Abekanian selalu bertambah sebanyak kurang lebih 1000 orang. Angka tersebut terpantau dari fanpage Abekanian di 14 wilayah di seluruh Indonesia hingga yang berada di Hongkong dan Qatar dimana masing-masing memiliki Koordinator Wilayah sendiri.

Masifnya pertambahan jumlah pelanggan setia Abekani tak lepas dari solidaritas dan koneksi antar anggota yang terus terjalin hingga kini. Lekatnya budaya solidaritas para pelanggan setianya itu menuntut Tunjung berinovasi dengan cara berbeda.

Setiap produksi, Tunjung membuka sistem polling. Para Abekanian bebas memilih desain tas Abekani yang akan diproduksi. Tunjung juga mengadakan lomba desain tas untuk Abekanian.

Pemenang akan mendapatkan tas kulit gratis dengan desainnya sendiri, dan masuk polling untuk ditampilkan dan dipilih dalam proses produksi selanjutnya.

ā€œTak melulu soal bisnis, tapi bagaimana bikin mereka merasa bangga aktualisasi diri dan tentunya terlibat dengan Abekani. Karena itu selama pandemi penjualan stabil,ā€ kata Tunjung.

Disaat seluruh jasa pengiriman mengalami keterlambatan hingga berhari-hari, Tunjung merasa terbantu dengan layanan JNE yang tepat waktu.

Kepala JNE Cabang Yogyakarta, Adi Subagyo mengatakan selama pandemi, layanan JNE didukung oleh jalur darat sebagai alternatif moda transportasi penerbangan. Sehingga ketika seluruh bandara sempat tutup di masa awal pandemi, pengiriman barang para pelanggan setia tetap selamat sampai tujuan dengan tepat waktu.Ā 

About Pasha

Check Also

WINGS Care Luncurkan Varian Baru EKONOMI Pencuci Piring

Medan, Vakansi ā€“ Mencuci peralatan masak dan makan setelah mengkonsumsi makanan berlemak bisa terasa melelahkan. …

Leave a Reply