Interaksi di ruang digital banyak digunakan untuk berbagi dan mencari informasi, membeli barang, mencari hiburan, dan membaca konten.
“Pada intinya, interaksi di ruang digital itu ada pertukaran informasi. Kita memberikan informasi ke orang lain dan orang lain pun memberikan informasi kepada kita. Di sinilah bentuh interaksinya,” jelas Vivi Andriyani, Marcomm & Promotion Specialist dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/11/2021).
Algoritma media sosial bekerja untuk membantu dalam hal pencarian informasi. Namun, algoritma memiliki sisi negatif karena berperan sebagai penyaring di mana yang dimunculkan hanya yang sesuai dengan kesukaan atau pilihan kita. Ketika kita melihat konten sebuah informasi dari satu media, kemungkinan sumber yang nanti dimunculkan mengenai informasi lainnya dari media tersebut. Vivi mengatakan, hal tersebut mempengaruhi cara kita berpikir, kepercayaan diri kita, dan cara mengambil keputusan.
“Agar lebih aman dan nyaman saat berinteraksi di ruang digital. Kita harus menerapkan netiket,” tutur Vivi.
Pertama, mengingat keberadaan orang lain di manapun. Karena kita tetap berinteraksi dengan manusia di ruang digital. Untuk itu, kita perlu menghindari penggunaan kata-kata kasar agar tidak menyakiti orang lain. Kedua, berhati-hati dengan informasi yang sifatnya pribadi agar tidak membahayakan diri sendiri.
Ketiga, menggunakan etika dan norma yang sama dengan kehidupan nyata, termasuk bahasa yang baik dan sopan. Keempat, hati-hati dengan akun yang tidak dikenal, terutama oknum yang membuat akun anonim untuk memanfaatkan kelemahan seseorang. Kelima, tidak menyebarkan informasi uang belum jelas sumbernya.
Kemudian, hanya berbagi informasi yang penting dan bermanfaat bagi orang lain. Manfaatkanlah kebebasan kita untuk membagikan informasi yang bisa mengembangkan diri. Lalu, berpikir sebelum berkomentar atau berbagi informasi. Caranya dengan berpikir kritis, mencari informasi serupa dari sumber lain, dan menelusuri sumber informasi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Sandy Natalia (Co-Founder of Beauty Cabin), Chika Amalia (Public Figure Branding & Partnership), Idayanti Sudiro (Certified Life and Wellness Coach), dan Louiss Regi Aude.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.