Aktivitas online warga digital semakin masif sejak pandemi Covid-19. Interaksi sosial pun berpindah ke ruang digital yang memungkinkan orang dari seluruh penjuru dunia berinteraksi dan berkomunikasi di dalamnya. Semua itu berkat jaringan internet yang menghubungkan seluruh warga digital yang tak terbatas wilayah dan waktu.
Di media sosial, unggahan setiap orang bisa langsung dilihat oleh ratusan hingga ribuan orang dan cepat sekali menyebarnya secara realtime. Rasanya seperti tidak ada batas, semua orang seperti bebas berkomentar dan mengunggah apapun yang disuka.
“Karena tanpa batas, terkadang individu menjadi oversharing atau kebablasan dalam berbagi,” kata Cyntia Jasmine, Founder GIFU saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Rabu (27/10/2021).
Menurutnya di ruang digital, setiap orang harus menyadari dirinya sebagai pengawas diri sendiri sebab sebenarnya ada jejak digital yang ditinggalkan ketika berinteraksi di dunia maya. Akibat buruknya jika lupa hal tersebut, maka bisa saja seseorang dipecat dari pekerjaannya. Hal itu terjadi karena unggahan yang secara etika dianggap mencerminkan norma sopan santun. Ada banyak kasus jejak digital bisa berdampak serius karena kata-kata dan unggahan foto yang tidak seharusnya. Di samping itu jejak digital juga tidak bisa dihapus, akan tetap ada di internet.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Maria Ivana, seorang Graphic Designer, Shandy Susanto, Dosen Podomoro University, Eko Ariesta, CEO Enterpro.id, Joanna Lee, Fitness & Beauty Enthusiast.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.