Di zaman serba digital ini, beberapa pekerjaan berubah pelaksanaannya dari offline menjadi online. Tren penggunaan media digital membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas. Karena tren digital sendiri membuat kita dapat menambah wawasan dengan lebih luas mengenai dunia luar.
Tren profesi dunia digital saat ini cukup populer. Profesi yang muncul dan diminati di era digital ini seperti content creator, software engineering, social media specialist, cyber security engineer, dan digital marketing.
“Misalnya, social media specialist saat ini banyak digunakan untuk mengurus konten media sosial perusahaan atau instansi. Hampir semua usaha dan segala aspek itu mempunyai sosial media. Karena itu sebagai tombak atau senjata utama untuk memasarkan atau menginformasikan apa yang mereka punya dan apa yang mereka bisa berikan,” jelas Rendi Saeful Ajid, Relawan TIK Jawa Barat dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (8/7/2021).
Selain tren profesi, di masa serba digital ini juga terdapat tren usaha. Di antaranya adalah start-up, online shop, dropship, dan affiliate marketing. Misalnya, start-up Gojek yang pada dasarnya tidak memiliki motor. Maka, mereka berinisiatif untuk bekerja sama dengan para tukang ojek untuk memberikan pelayanan antar jemput yang dapat dipesan secara online. Saat ini juga cukup banyak orang yang ketergantungan dengan gojek sebagai salah satu alat transportasi.
“Affiliate marketing merupakan jasa mempromosikan atau merekomendasikan produk kepada orang lain. Apabila kita bisa mengajak orang lain untuk membeli produk tersebut, nantinya kita mendapatkan fee atau bayaran,” tuturnya.
Dari penjelasan Rendi mengenai hal sebelumnya, terdapat hybrid roles (pekerjaan ganda). Tenaga kerja dari hybrid roles ini memiliki banyak keterampilan dan peran, Dengan hybrid roles, seseorang mampu mengerjakan dua pekerjaan berbeda. Hybrid roles tersendiri banyak disukai perusahaan di era digital ini.
Era digital memiliki banyak tantangan dan persaingan terutama pada bidang pekerjaan. Dalam menghadapi tantangan era digital, seseorang harus mampu untuk berpikir kritis, berkomunikasi, kreativitas, dan kolaboratif. Berpikir kritis harus positif, bukan berarti kritisnya dengan cara menilai dan menghakimi orang lain. Berpikir kritis harus disertakan juga dengan solusi. Komunikasi yang baik, dapat membuat seseorang percaya dengan apa yang kita bicarakan mengenai suatu hal.
Lanjutnya, di dunia digital saat ini orang di media sosial berlomba-lomba untuk menjadi kreatif agar dapat menaikkan engagement. Kreatif adalah modal penting dalam dunia digital. Dalam kolaboratif, sesama pengguna media digital mengurangi persaingan dan saling membantu satu sama lain. Kolaboratif dapat menambah dampak positif bagi kedua belah pihak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (8/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Rendi Saeful Ajid (Relawan TIK Jawa Barat), Ariyo Zidni (Pendongeng, Penulis Cerita Anak), R. Panji Oetomo (Penggiat Literasi Digital), dan Septiaji Eko Nugroho (Ketua Presidium MAFINDO), dan Natasha Gracia sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.