Dalam membangun budaya digital yang harus diperhatikan adalah partisipasi. Bagaimana masyarakat berpartisipasi berkontribusi untuk tujuan bersama dalam hal pendidikan antara tenaga pendidik, dosen, guru-guru, mahasiswa murid-murid. Apalagi sekarang belajar mengajar melalui daring sehingga diharuskan partisipasi aktif.
Untuk hal pembelajaran juga partisipasi dari orang tua sebagai wali sangatlah penting. Sehingga proses pembelajaran penyampaian, penerimaan pembelajaran dari guru dapat tersampaikan kepada siswa.
Dalam budaya digital pendidikan juga ada remediation yaitu mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Budaya lama yakni belajar mengajar di sekolah atau kampus tetapi sekarang karena pandemi mendesak dan memaksa kita untuk belajar secara daring.
Vitalia Fina Carla, dosen Universitas Bali Internasional mengatakan, keahlian abad 21 berbagai kemampuan yang harus yang dipelajari seperti keahlian hidup sehari hari, inovasi dan informasi teknologi. Untuk kemampuan berinovasi ada yang generasi mendatang harus miliki yaitu critical thinking, communication collaboration dan creativity.
“Mereka harus memiliki cara untuk menyelesaikan masalah, Sehingga nantinya mereka dapat berpikir secara komprehensif efeknya ketika bermedia sosial misalnya nya mereka dapat berpikir kritis saat menyampaikan dan menerima informasi merekan baik sehingga jauh dari ancaman hoaks,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (19/7/2021).
Lalu kemampuan komunikasi sangat penting bagaimana anak didik dapat bisa komunikasi langsung maupun secara daring. Bagaimana bisa menempatkan diri dengan siapa dia berkomunikasi. Kolaborasi, anak didik mampu membuat kelompok-kelompok kecil dapat menyesuaikan diri dalam kelompok tersebut. Sehingga mereka dapat belajar mengenai kepemimpinan bagaimana menyelesaikan masalah dengan orang lain dan terakhir kemampuan kreativitas.
Bagaimana dulu kita hanya fokus pada hal-hal konvensional tetapi sekarang bagaimana caranya kita memiliki kreativitas baik dalam profesi apapun. Usaha menyesuaikan dengan zaman membuat kreativitas yang lebih karena masyarakat sekarang menyukai hal yang visual sehingga dibutuhkan kreativitas lebih. Misalnya pada saat penjual online mempromosikan dagangannya atau saat mahasiswa membuat presentasi yang lebih menarik dan lainnya.
Dampak positif dari digital pendidikan memudahkan dalam mencari informasi dan lebih cepat juga mudah diakses. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang munculnya metode-metode pembelajaran yang baru. Peningkatan kualitas sumber daya manusia cepat digunakan sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan.
Sementara itu, dampak negatifnya dari digital pendidikan, banyaknya informasi yang menarik bagi siswa di internet membuat siswa terkadang tidak fokus ketika pembelajaran secara daring berlangsung. Mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektual. Banyaknya informasi menarik atau game online membuat peserta tidak menjadi malas belajar teknologi informasi membuat pengaruh dari luar negeri masuk dengan sangat bebas dan sangat sulit dibendung.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (19/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ahmad Rofahan (RTIK Cirebon), Ira Pelitawati (Relawan TIK & penggiat literasi, Ryzki Hawadi (CEO Attention) dan Marsha Risdasari sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.