Magnet pariwisata Banyuwangi betul-betul semakin kuat menyedot wisatawan. Pada libur panjang 5-8 Mei kemarin, kawasan yang dijuluki Sunrise of Java itu diserbu ribuan turis. Sebanyak 3.000 kamar hotel yang ada di Banyuwangi habis dipesan. Daya tarik wisata di Banyuwangi seperti Kawah Gunung Ijen, Pantai Plengkung (G-Land), Watu Dodol, Alas Purwo, Pantai Pulau Merah, Pantai Teluk Hijau, Pulau Tabuhan, Air Terjun Lider, Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, dan Tamansuruh tak henti-hentinya dikunjungi wisatawan.
“Saya senang karena hampir semua tempat wisata penuh, hotel-hotel fully booked. Batik-batik yang bagus habis, UMKM laris. Efek pariwisata di long weekend ini sangat dahsyat,” kata Azwar Anas, Bupati Banyuwangi.
Pada tanggal 4 hingga 8 Mei 2016, okupansi hotel di Banyuwangi menembus 100 persen. Hotel bintang empat seperti Ketapang Indah, Hotel Mirah, Hotel Mahkota Plengkung, Hotel Slamet, Hotel Wisma Blambangan, dan Hotel Manyar semuanya full booked. Tiga hotel yang baru beroperasi, yakni Java Banana Ijen-Cafe & Gallery, Hotel Wisma Blambangan, dan Hotel Santika juga ikutan penuh.
“Ada sekitar 3.000 kamar hotel yang tersedia di Banyuwangi. Seluruhnya fully booked saat long weekend kemarin,” ujar Asma’i Hadi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi.
Bagi yang tak kebagian kamar, homestay pun jadi pilihan. Sama seperti hotel, okupansi homestay di Banyuwangi saat long weekend kemarin juga mencapai 100 persen. “Yang menginap mayoritas berasal dari Surabaya, Malang, dan Sidoarjo,” kata Yogi Fernando, Ketua Homestay Pantai Merah Banyuwangi.
Pada libur panjang kemarin, kawasan wisata Kawah Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso jadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengunjung di puncak Kawah Ijen. Ribuan orang menyemut untuk menyaksikan pemandangan alam kawah Gunung Ijen, terutama fenomena api biru yang terkenal. Sejak Kamis, 5 Mei 2016, parkiran di Pos Paltuding penuh disesaki mobil pribadi, tour and travel, juga minibus.
“Sejak Kamis, sudah ada 12.000 wisatawan yang menyerbu kawasan wisata alam Gunung Ijen. Mereka antre dari tengah malam demi blue fire. Pada hari biasa, jumlah wisatawan yang datang hanya sekitar 1.000 orang,” kata Sunandar Trigunajasa, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III.
Gunung Ijen terkenal dengan api biru yang hanya dapat dilihat saat malam hari. Fenomena alam ini hanya ada dua di dunia, yakni di Indonesia dan Islandia. Biasanya pengunjung akan memulai pendakian sekitar pukul 01.00 WIB untuk bisa menyaksikan api biru yang muncul di dasar dinding kawah.
“Lonjakan wisatawan ini pararel dengan okupansi hotel yang penuh di Banyuwangi. Demikian pula homestay di kawasan kota dan daerah kecamatan sekitar Gunung Ijen yang juga penuh semua hingga akhir pekan ini,” kata Sunandar.
Sektor lain yang mendapatkan berkah dari pariwisata adalah UMKM. Aneka cenderamata dan oleh-oleh khas Banyuwangi habis terjual. “Saya mendapat laporan rata-rata UMKM di Banyuwangi mendapat omzet Rp150 juta per hari. Itu dari hasil penjualan kaus hingga jajanan khas Banyuwangi seperti, Sale Pisang, Klemben, dan kopi. Kebanyakan pembelinya berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Malang. Bahkan, ada juga yang berasal dari Thailand, Prancis, dan Singapura,” kata Alief Rachman Kartiono, Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi.
Sektor pariwisata memang memberikan dampak besar bagi Banyuwangi. Dari data Dinas Pariwisata Banyuwangi, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi sudah menembus angka 50.000 orang, sementara untuk wisatawan domestik telah mencapai 2 juta orang. Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Total PDRB melonjak dari Rp32,46 triliun di tahun 2010 menjadi Rp60,05 triliun di tahun 2015. Itu artinya ada kenaikan 85 persen. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi, makan-minum, belanja, dan bisnis pariwisata ikut meningkat sekitar 80 persen, dari Rp666 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1,19 triliun di tahun 2014.
Melihat hal itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya semakin meyakini bahwa komitmen CEO itu sangat penting selain 3A (Atraksi, Akses, Amenitas) dalam pembangunan destinasi pariwisata. Banyuwangi bisa dijadikan contoh konkret bagi bupati, wali kota, bahkan gubernur di mana pun di seluruh Tanah Air. “Ketika pariwisata dijadikan prioritas utama, maka semua aktivitas diarahkan untuk mendukung pariwisata. Banyuwangi cukup sukses,” kata Arief Yahya.
One comment
Pingback: Jepang Akan Membuka Ferris Wheel Tertinggi di Dunia - Vakansi.Co