Pandemi telah membuat jumlah pengguna internet semakin meningkat. Bukan hanya itu, jenjang usianya penggunya pun semakin luas kini termasuk anak-anak yang memanfaatkannya untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Peran orangtua untuk mendampingi anak dalam pemakaian internet sangatlah penting, agar menghindari dampak negatifnya yang tidak diinginkan.
“Kenapa berinternet harus didampingi, karena isinya tuh kadang bikin resah dan gelisah. Termasuk adanya potensi eksploitasi seksual anak di tengah pandemi,” kata Mona Ratuliu, seorang selebritis yang juga pendiri ParenThink saat menjadi nara sumber di webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Jum’at (10/9/2021).
Menurut Mona saat ini untuk melarang anak tanpa internet agak sulit, apalagi di tengah pandemi hampir semuanya serba online. Dia pun bercerita tentang anak ketiganya yang masuk usia 8 tahun, sebelumnya tidak terlalu aktif dengan dunia digital. Mona sebagai ibu pun menemaninya saat membuka laptop untuk melihat tayangan YouTube, namun ada durasinya. Anak ketiganya pun sebelumnya tidak memiliki gawai, tapi karena sekolah saat ini online akhirnya sekarang memegang gawai.
Sementara itu ancaman dan bahaya internet bisa saja datang dari orang tidak dikenal lewat media sosial. Misanya ada pesan dengan gambar yang tidak sepantasnya, kata-kata tidak senonoh, hingga ajakan live streaming dengan iming-iming. Untuk anak di bawah 9 tahun pastinya bingung jika mengalaminya, sebab itu orangtua perlu mencegah apalagi pernah ada kasus ingin bunuh diri karena cyberbullying.
Orangtua perlu menjamin keamanan internet anak, namun meski bahaya internet ada begitu banyak sebenarnya dampak positifnya pun juga banyak. Misalnya untuk keperluan mencari informasi dan menjadi tempat belajar baru, menunjang proses belajar, agar mudah mencari referensi, mengoptimalkan penggunaan bahasa asing, bahkan untuk sarana kolaborasi.
Namun dari survei cepat yang dilakukan ECPAT Indonesia pada Maret 2020 diketahui terdapat kenaikan significant terhadap kekerasan anak secara daring. Dia pun memberikan kiat-kiatnya dalam mendampingi anaknya saat berinternet, dengan trik satu jam cerdas bersama anak untuk membuat kesepakatan tentang penggunaan internet.
Pertama aspek penting di era yang sudah berubah ini menurut Mona orangtua harus mau mendengarkan anak terlebih dulu, dengan cerita pengalaman anak saat memakai internet. Selama 15 menit, tanyakan apakah anak pernah mengalami cyberbullying, apa yang menurut mereka menarik di internet. Kedua selama 10 menit orangtua bisa memberikan pandangan terhadap apa yang dialami oleh anak.
Kemudian, yang ketiga orangtua dan anak saling berbagi pengalaman selama 10 menit terkait aktivitasnya hal baik dan buruk di internet. Kemudian langkah keempat, dalam 20 menit orangtua dan anak bisa sama-sama membuat kesepakatan terkait penggunaan internet. Terakhir, 5 menit bisa orangtua gunakan untuk merefleksikan diri dan merencanakan aksi mengenai hal-hal yang sudah disepakati bersama.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Maria Ivana, seorang Graphic Designer, Vivi Andriyani, Marcomm & Promotion Specialist, dan Shandy Susanto, Dosen di Podomoro University.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.