Menutut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata hoaks mengandung makna berita bohong, tidak bersumber. Sementara menurut Silverman (2015) hoaks merupakan rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun dijual sebagai kebenaran.
Seorang Praktisi Hukum, Roky R. Tampubolon mengungkapkan hoaks atau berita bohong pada dasarnya mudah meluas di masyarakat karena informasi hoaks umumnya bersifat sensasional hingga membuat penerimanya merasa perlu untuk menyebarkan informasi tersebut tanpa melakukan konfirmasi kebenaran.
“Faktor lain yang penting dan sering terjadi juga adalah karena informasi tersebut merupakan terusan dari orang terdekat atau orang yang dapat dipercaya sehingga para penerima informasi hoaks langsung berasumsi bahwa kabar tersebut benar,” kata Roky saat menjadi nara sumber di Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Senin (6/9/2021).
Menurut suveri masyarakat telematika Indonesia (Mastel) tahun 2019, sebanyak 43,5% mengaku berita hoaks biasanya didapat dari orang yang dipercaya, sementara 29,3% mengira informasi tersebut bermanfaat dan 18,9% mengira bahwa informasinya benar, dan 3,7% responden mengaku ingin menjadi yang pertama memberitahu informasi, sisanya 4,6% mengaku hanya iseng saat menyebarkannya.
Menurut Roky, masyarakat perlu mengetahui cara mengidentifikasi hoaks yakni dengan mengetahui ciri-cirinya, seperti berhati-hati dengan judul yang provokatif. Lalu cermati juga alamat situs sumber berita, periksa fakta dan keberimbangan sumber berita, cek juga keaslian foto dan video, dan ikuti grup diskusi anti hoaks.
“Sekarang sudah ada platform digital untuk cek kebenaran berita, seperti situs https://turnbackhoax.id, dan https://cekfakta.com,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, di era pandemi Covid-19 yang semakin banyak beredarnya berita hoaks terkait isu kesehatan akhirnya Facebook memberikan tips untuk melawan hoaks Covid-19. Di antaranya masyarakat harus mengetahui keseluruhan cerita, mengambil sumber terpercaya agar aman dari hoaks, dan membiasakan diti membagikan fakta bukan rumor, dapatkan konteks lengkap dari sumber kredibel, dan lakukan koreksi publik dengan halus caranya sertakan tautan berisi informasi akurat, selanjutnya pikirkan dulu sebelum membagikan sebuah berita.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Henry V. Herlambang, CMO Kadobox dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.