Perilaku komunikasi manusia ada tiga hal yaitu bahasa tubuh, intonasi suara dan teks. Bahasa tubuh seperti gestur dan mimik wajah. Bahasa tubuh sendiri memiliki peranan yang sangat penting yang bisa kita ketahui hingga 55 persen. Suara berupa intonasi 38 persen dan teks yang paling terakhir 7 persen.
Di internet ada keterbatasan-keterbatasan terhadap tiga hal tersebut sehingga rentan salah memaknai suatu komunikasi. Apalagi di media sosial bahasa tubuh paling jarang digunakan. Kalau bahasa tubuh langsung tanpa kata-kata seperti menganggukkan kepala atau menggelengkan kepala itu sudah sebuah pesan yang ingin disampaikan.
Muhammad Ayip Faturohman, relawan TIK Kota Cirebon mengatakan, memang bahasa tubuh memiliki peranan sangat penting. Maka kalau di media sosial banyak terjadi salah paham karena salah satu dari 3 segmen itu tidak ada. Sehingga kita seringkali di sosial media atau chatting terjadi miskomunikasi.
Ayip memberikan kiat-kiat berkomunikasi dalam media sosial, yakni harus memahami dahulu jenis media sosial. Ada yang interaktif dan ada yang personal.
“Media sosial interaktif adalah sifatnya publik yang bisa diliat semua orang seperti Facebook, Instagram, YouTube, Twitter dan TikTok. Personal itu seperti aplikasi pesan yakni WhatsApp, Line, Telegram meskipun ada grup membuat menjadi tidak personal lagi. Dari situ kita akan paham, cara berkomunikasi untuk satu orang dan banyak orang,” ungkapnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021).
Pasang perisai anti hoaks, maksudnya berjaga-jaga jika kita mendapatkan informasi dari seseorang, kita harus berbuat apa. Serta dalam berkomunikasi kita harus memiliki etika saat berinteraksi
Saat berkomunikasi, kita harus paham tujuan kita memposting sesuatu dan dengan siapa lawan bicara kita. “Sama halnya saat di dunia nyata, ada panggilan khusus atau bahasa berbeda saat lawa bicara kita lebih tua atau seseorang yang harus kita hormati seperti guru, dosen atau atasan kita,” tuturnya.
Ingin belajar berbahasa Indonesia lebih baik lagi? Coba follow di Instagram Advan Bahasa, Bastra.id dan juga NaraBahasa. Di sana banyak bahasa-bahasa yang baru yang belum kita ketahui yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi lebih baik lagi di dunia digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Dicky Renaldi (Kreator Siberkreasi), Al Akbar Rahmadillah (Sobat Cyber Indonesia), Dewi S. Sri (Mafindo) dan Almira Vania sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.