Bahasa merupakan komunikasi untuk mendapatkan respon, dominasi, kesamaan, perbedaan dan entuknya bisa lisan, tulisan, simbol. Membudayakan bahasa yang baik dan benar harus memiliki nilai, visualisasi, kolaborasi, dan konsistensi.
“Bahasa sebagai bentuk interaksi komunikasi untuk menyampaikan informasi merupakan cerminan pribadi Anda. Karena itu sampaikan dengan bahasa yang santun, cerdas, informatif, dan menyenangkan,” ujar Iman Darmawan, Fasilitator Public Speaking & Founder IMan KoMunika, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, Senin (16/8/2021).
Mengaplikasikan bahasa dalam dunia digital bisa disimpulkan dengan baik, benar dan enak didengar sebagai sebuah karakter. Bahasa sebagai bentuk interaksi komunikasi untuk menyampaikan informasi menjadi cerminan pribadi. Bahkan Iman mengatakan kemampuan berbahasa seseorang mencerminkan siapa dan posisioning seseorang. Tentunya untuk mencapai hal itu pahami aturan dan etika berbahasa dalam dunia digital, jika gagal paham dan salah aplikasinya konsekuensi akan menghampiri Anda.
Apalagi saat ini digitalisasi bentuk komuniksi dan berbahasa juga telah bergeser ke bentuk teks. Kehadiran dan pertumbuhan internet pun, menjadi bentuk komunikasi massa. Budaya digital pun muncul karena dibentuk penggunaan teknologi digital secara masif.
“Dunia digital menawarkan dunia baru, gap generasi baru, selain itu posisi tiap individu di dunia digital memiliki kebutuhan dan nilai masing-masing misalnya content creator, maupun fungsi digital marketing yang mempunyai peran membantu di bidangnya,” kata Iman
Selanjutnya mengenai etika digital ada beberapa hukum dan norma yang harus dipelajari dan disadari, sebab ada konsekuensinya tindakan dan keberadaan individu di ruang digital. Bahasa sendiri sebenarnya satu kesatuan dengan membaca dan berbicara, karena itu mengenai tanda baca pahami angka, huruf, dan simbol. Berbahasa yang baik dan benar harus menjadi karakter di dunia digital, setiap orang bisa berbicara lewat teks di media sosial tanpa terlihat namun bagaimana pun biasakan untuk menerapkan etika dan keberadaan orang lain di ruang digital.
Ada berbagai faktor negatif dan positif dari digitalisasi, namun jika setiap orang bisa menemukan nilai, segmen, dan posisi di dunia digital maka individu tersebut akan mendapatkan manfaat dari internet. Sementara budaya yang sehat memberikan pedoman atau kode perilaku tidak tertulis yang mengarahkan individu untuk bertindak secara tepat dan membuat pilihan yang benar.
“Buatlah pilihan-pilihan secara sadar, apa yang Anda klik apa yang Anda share. Lindungi data pribadi Anda sebab di dunia digital siapa pun bisa jadi siapa pun,” kata Iman.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Dee Rahma seorang Digital Marketing Strategist, dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.