Atraksi lompat batu, famadaya harimao, dan tari pedang di desa adat Bawomataluo, Nias Selatan menarik wisatawan mancanegara (Wisman). Atraksi ini merupakan rangkaian kegiatan Ya’ahowu Nias festival 2018.
Menurut Mork Wisatawan wisatawan asal Jerman yang datang pada event ini, festival yang bagus sekali, dimana atraksi budaya sangat menarik mulai dari tari pedang, famadaya harimao, dan lompat batunya.
Rayne wisatawan asal Prancis yang baru pertama kali datang ke Nias, mengatakan, disini punya budaya yang masih sangat kental dan ditambah masih ada desa yang sangat unik.
“Acaranya sangat keren begitu juga pelompatnya yang melakukan lompat batu. Saya saja belum tentu dapat melakukannya,” papar Rayne.
Atraksi di mulai dengan tari perang. Atraksi yang melibatkan ratusan orang dengan senjata lengkap dan pakaian khas.
Atraksi tari perang sendiri merupakan peragaan simbolik dari perang yang secara historis sering terjadi pada masa lalu. Atraksi itu menggambarkan secara lengkap peperangan jaman dulu. Mulai dari persiapan, sistem komando, perang massal, perang individual (tarung satu lawan satu) hingga prosesi perayaan kemenangan.
Varian lain atraksi itu adalah peragaan Famadaya Harimao sebagai bagian dari sesi tari perang. Acara kemudian ditutup dengan atraksi lompat batu yang secara simbolik juga menggambarkan kemampuan para ‘pasukan elit’ dalam melompati benteng lawan.
“Dua atraksi lompat batu dan tari perang sering dilakukan. Namun khusus famadaya harimao hanya tujuh tahun sekali kami selenggarakan,” ungkap ketua pelaksana atraksi lompat batu.