Merebaknya virus corona yang saat ini menjadi perhatian dunia pertama kali merebak di kota Wuhan, Provinsi Wubei, Tiongkok. Penyebaran kasus coronavirus yang cepat, diprediksi dapat mengakibatkan ancaman perlambatan ekonomi negara-negara yang terdampak dan ancaman ini akan terasa diberbagai sektor, salah satunya pariwisata.
Tiongkok merupakan penghasil wisatawan mancanegara (wisman) global dengan persentase 10 persen lebih atau setara 135 juta wisman setiap tahunnya. Namun, hal ini tidak menyurutkan langkah para pelaku bisnis pariwisata untuk tetap menggeliatkan aktivitas pariwisata.
Untuk itulah, ASTINDO yang beranggotakan travel agent dari seluruh Indonesia memutuskan untuk tetap menggelar pameran perjalanan terbesar, ASTINDO Travel Fair 2020, yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), 21-23 Februari 2020.
Ketua ASTINDO Elly Hutabarat mengungkapkan, isu virus corona yang mewabah di beberapa negara tak akan menyurutkan antusiasme masyarakat untuk travelling, karena masih banyak alternatif destinasi wisata yang tidak terdampak.
Selain itu, pemerintah di hampir semua negara juga telah melakukan upaya pencegahan dengan melarang masuk warga negara China dan juga warga negara lain yang mengunjungi China selama 14 hari terakhir.
“Kami yakin isu ini tidak menyurutkan minat masyarakat untuk datang ke ASTINDO Travel Fair. Menyikapi situasi saat ini, kami juga akan banyak menampilkan destinasi wisata domestik dan mancanegara yang tidak terdampak (virus corona),” kata Elly, saat jumpa pers ASTINDO Travel Fair 2020 di Santika Hayam Wuruk (11/2/2020).
Menurut Elly, isu virus corona tidak terlalu berdampak kepada persiapan penyelenggaraan ASTINDO Travel Fair dimana saat ini seluruh area pameran telah terisi oleh para exhibitor yang terdiri dari airlines, travel agent, Badan Promosi Pariwisata (NTO), cruise liner, obyek wisata, dan produk wisata terkait lainnya.
Pihaknya juga menyerukan kepada semua peserta pameran ASTINDO Travel Fair 2020 untuk secara aktif mendukung langkah-langkah yang membantu membangun kepercayaan masyarakat agar tetap berwisata.
“Narasi-narasi positif seperti ‘travelling is still safe’ perlu terus dibangun dan disosialisasikan, termasuk informasi terkait kesiapan perangkat mengamankan kesehatan dan keselamatan wisatawan yang up to date,” tuturnya.
Astindo Travel Fair didukung oleh multiairlines, menjadikan consumer show ini berbeda dengan kebanyakan travel fair yang digelar di Indonesia, dan selalu dinantikan oleh para holidaymakers. Menurut laporan Bank Dunia, di Indonesia ada 90 juta kelas menengah yang suka travelling, karena Indonesia memiliki potensi destinasi pariwisata dan wisatawan besar.
“Itu membuat kami mengerti harga dan kualitas destinasi menjadi pertimbangan masyarakat berwisata. Untuk itu kami bekerjasama dengan 16 airline partners dan travel agent anggota Astindo menawarkan harga tiket dan paket wisata dengan harga promo selama berlangsungnya Astindo Travel Fair 2020,” kata Elly.
Menyikapi situasi saat ini, Astindo Travel Fair akan menampilkan banyak destinasi wisata domestik dan mancanegara yang tidak terdampak. Selama Astindo Travel Fair 2020, pengunjung dapat membeli tiket dengan harga promosi dan paket wisata dengan harga hemat ke destinasi domestik dan mancanegara.
Di antaranya, paket wisata ke berbagai destinasi favorit di Indonesia (3 Hari 2 Malam) dengan harga mulai 1 jutaan, seperti: Yogyakarta Rp1.610.000, Malang Rp2.020.000, Banyuwangi Rp2.510.000, Bali Rp2.310.000, Lombok Rp2.510.000, Belitung Rp1.910.000, Medan Rp3.210.000, dan masih banyak lagi.
Menyikapi wabah virus korona saat ini, Panitia Penyelenggara Astindo Travel Fair 2020 melalui akun media sosial proaktif melakukan kampanye edukasi untuk pencegahan virus korona saat liburan.
Adapun kampanye tersebut, seperti menjaga jarak dari orang yang mengalami hal serupa, melengkapi diri dengan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air, termasuk menggunakan cairan kimia, sebisa mungkin tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersin, dan lain-lain.