Seluruh dunia telah mengalami transformasi besar-besaran dari sesuatu yang bersifat tradisional ke sumber digital, dunia digital pun akhirnya ikut memengaruhi seluruh sektor kehidupan termasuk penggunaan bahasa. Potensi komunikasi di dunia digital sangat besar dan interaksi di media digital saat ini sudah menjadi sumber kebutuhan informasi.
“Selain itu interaksi dalam budaya digital yang memungkinkan pengguna memproduksi langsung teks, sehingga budaya digital dapat dianggap sebagai budaya teks yang berkesinambungan,” kata Kalarensi Naibaho, Koordinaror Layanan Perpustakaan Universitas Indonesia, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, Jum’at (1/10/2021).
Adapun komunikasi digital yang bebas membuat produksi dan distribusi konten tidak mudah untuk dikontrol. Termasuk dalam penggunaan tata bahasa yang baik dan sopan dengan etika, padahal bahasa merupakan jati diri bangsa dan merupakan bagian dari budaya nasional.
Dia mengatakan, berbahasa di media digital maupun di keseharian haruslah tetap berbahasa yang baik dengan tutur kata yang sopan dan ramah. Sebab bahasa merupakan bentuk ekspresi diri, bukan hanya sekadar alat komunikasi tapi juga bentuk adaptasi integrasi, serta alat kontrol sosial sehingga bahasa merupakan karakter dan mencerminkan pribadi seseorang.
Lebih lanjut dia memberikan tips aman berbahasa dan berkomunikasi di media digital, antara lain dalam pemilihan diksi agar memilih kata yang tepat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Kemudian hindari penggunaan kalimat ambigu yang bisa menimbulkan salah pengertian bagi pembacanya. Bahasa yang baik dan benar juga haruslah efektif, dalam kalimat yang positif, sistematis, mengalir, dan mudah dipahami.
Perhatikan juga gaya bahasa maupun majas yang digunakan, apakah mengandung ironi, sarkasme, satire, atau sinisme. Tanda baca pun ikut memberi pengaruh dalam maknanya.
Gunakan tanda baca sesuai fungsinya. Pastikan ejaan tepat, tidak ada typo, dan gunakan huruf kapital pada tempatnya. Kemudian untuk kutipan, Cantumkan sumber informasi jika menggunakan pendapat orang lain. Sementara Emoticon dan stiker bisa menjadi pengganti bahasa tubuh, gunakan dengan tepat.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Cyntia Jasmine, Founder GIFU, dan Mardiana R.L, Vice Principal in Kinderhouse Pre-School.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.