AirAsia bekerja sama dengan Google Cloud untuk mengintegrasikan teknologi mesin pembelajaran (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) ke dalam semua lini bisnis dan budaya perusahaan. Langkah ini merupakan strategis AirAsia mentransformasi diri menjadi sebuah perusahaan berbasis teknologi yang melayani semua kebutuhan perjalanan.
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, airasia telah menjadi yang terdepan dalam mengadopsi teknologi digital sejak didirikan tahun 2001. Sekarang berada didalam fase lanjutan untuk mengembangkan bisnis perusahaan menjadi lebih dari sekedar perusahaan transportasi yaitu dengan mendigitalisasi operasional dan proses sehingga menjadi lebih efisien.
“Google Cloud memungkinkan kami memaksimalkan penggunaan data yang kami miliki, membuka kesempatan baru dan memungkinkan kami membangun unit bisnis baru. Kami membangun dua platform utama, yaitu airasia.com yang akan menjadi platform berbasis teknologi yang memudahkan pelanggan memesan segala produk perjalanan mulai dari tiket penerbangan, akomodasi, tur, transportasi darat hingga hiburan; dan biglife.com –portal gaya hidup yang menggabungkan fitur-fitur seperti yang terdapat pada Kayak, TripAdvisor, Groupon dan eBay dalam satu situs,’ ujarnya.
Lanjut Tony, BigLife akan mengintegrasikan seluruh fitur digital yang dibangun oleh unit bisnis digital, RedBeat Ventures, seperti aplikasi uang digital BigPay, fitur konektivitas dalam pesawat ROKKI, toko online Ourshop, layanan logistik RedBox dan RedCargo. Kedua platform ini akan semakin membuka luas peluang bisnis yang dapat dikembangkan oleh AirAsia melalui data yang terkumpul.
Menurut Diane Greene, CEO Google Cloud, proses transformasi AirAsia sudah dimulai sebelumnya dengan penggunaan G Suite yang telah mengubah cara kerja organisasinya. “Sekarang, dengan penggunaan platform layanan analitis dan mesin pembelajaran mutakhir kami, AirAsia akan dapat mendigitalisasi semua lini bisnisnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggannya,” katanya.