AirAsia Berhad menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Everbright dan Henan Government Working Group untuk mendirikan maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier/ LCC) di Tiongkok.
Pada nota kesepahaman tersebut dijelaskan bahwa ketiga pihak akan bekerja sama mendirikan perusahaan joint venture yang akan dikenal sebagai AirAsia (China) yang akan mengoperasikan maskapai berbiaya hemat berbasis di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di Tiongkok Tengah.
Selain itu, AirAsia (China) akan berinvestasi di infrastruktur penerbangan, termasuk terminal khusus LCC di bandara Zhengzhou dan akademi penerbangan untuk melatih pilot, awak kabin dan engineer, serta fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) untuk servis pesawat terbang.
Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright, Gao Yunlong mengatakan, pihaknya sangat antusias dapat menjadi bagian dari kerja sama ini untuk membawa AirAsia ke Tiongkok. “Kami percaya bahwa Tiongkok siap untuk LCC yang terkemuka dan kami merasa bahwa AirAsia dapat memenuhi janji tersebut dengan memberikan nilai yang nyata bagi wisatawan Tiongkok berkat kombinasi unik antara tarif yang hemat dan layanan kelas dunia.”
CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, pihaknya memilih Zhengzhou sebagai basis karena lokasinya yang strategis dan signifikansinya sebagai pusat logistik. Sebagai pintu gerbang Tiongkok ke Eropa, Zhengzhou berada di pusat jaringan kereta api, jalan raya dan transportasi udara yang menjadikannya ujung tombak kebijakan untuk mengembangkan kawasan pusat dan barat Tiongkok.
“Dengan visi Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan One Belt, One Road, Zhengzhou akan menjadi lebih signifikan lagi, paling tidak sebagai jantung perjalanan udara berbiaya hemat di Asia Utara,” ujarnya.
Lanjut Tony, badan usaha di Tiongkok ini merepresentasikan potongan puzzle terakhir AirAsia. Hanya dalam 16 tahun, kami telah dengan sukses hadir di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, India dan Jepang, dengan Tiongkok melengkapi seluruh wilayah utama di Asia Pasifik.
“Sesuai dengan namanya, kini AirAsia benar-benar telah menjadi satu-satunya maskapai yang menghubungkan wisatawan dari seluruh Asia Pasifik- dari Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan di utara, Australia dan Selandia Baru di selatan, India dan Timur Tengah di barat, dan Asean sebagai pusatnya – merepresentasikan fondasi yang luar biasa untuk mendorong pertumbuhan bagi mitra-mitra kami dan mengusung perubahan di wilayah ini,” katanya.
Executive Chairman AirAsia, Datuk Kamarudin Meranun mengatakan, sangat senang bisa bekerja sama dengan Grup China Everbright. Kerja sama ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kolaborasi strategis dengan berbagai perusahaan asal Tiongkok, mulai dari Tencent, Alipay dan Union Pay untuk pembayaran, hingga ke ICBC untuk pembiayaan pesawat terbang dan CALC untuk penyewaan pesawat terbang.
“Kami juga bekerja sama dengan Huawei untuk membangun maskapai penerbangan digital dan bandara pintar yang mentransformasi cara kita untuk bepergian dan juga mulai mengeksplorasi COMAC C919. Tiongkok telah menjadi mitra yang baik bagi kami dan kami ingin membalasnya secara besar-besaran, dan ini hanyalah awal dari kemitraan yang akan menguntungkan Tiongkok dan Malaysia,” ujarnya.
AirAsia adalah LCC asing pertama yang masuk ke Tiongkok dan telah membawa lebih dari 22 juta penumpang sejak pembukaan rute pertamanya ke Tiongkok pada bulan April 2005. AirAsia dan AirAsia X saat ini terbang ke 15 destinasi di Tiongkok dan merupakan LCC asing terbesar di negara ini.