Berbagai upaya Kementerian Pariwisata berpromosi melalui skema DOT, matching antara destinasi, originasi dan timeline mulai terasa. Strategi marketing dengan pola BAS, branding, advertising, selling juga makin konkret. Jumlah wisman melonjak tajam.
Tren itu terbaca dari laporan resmi Badan Pusat Statistik (BPS), 2 Oktober 2017. Merujuk data terkini BPS, wisatawan mancanegra (wisman) yang berkunjung ke Indonesia naik 36,11% pada Agustus 2017. Angkanya menembus 1,4 juta. Jauh lebih tinggi bila dibanding periode yang sama di 2016 yang mencatat 1,03 juta kunjungan.
Bila ditarik ke periode Januari-Agustus 2017, angkanya juga ikutan naik. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif (Januari-Agustus) 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 9,25 juta kunjungan. Prosentasenya naik 25,68 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Secara kumulatif, Januari-Agustus 2017, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 9,25 juta kunjungan atau naik 25,68 persen dibanding jumlah kunjungan Wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 7,36 juta kunjungan,” kata Suhariyanto, dalam keterangan resminya, Kamis (5/10).
Dia menambahkan, wisatawan terbanyak berasal dari China sebesar 15,83 persen. Diikuti Australia sebesar 8,06 persen, Singapura 8,75 persen, Malaysia 8,71 persen, dan jepang 4,90 persen.Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui 19 pintu utama sebanyak 1,20 juta kunjungan dan wisman yang berkunjung di luar 19 pintu utama sebanyak 200,75 ribu kunjungan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, lompatannya sangat tinggi. Komparasinya bisa dilihat dari pertumbuhan ASEAN dan dunia. Saat ini, rata-rata growth ASEAN hanya 6 persen. Sementara growth dunia juga tercatat 6 persen.
“Maka pertumbuhan kunjungan Wisman ke Indonesia naik lebih dari 4 kali lipat dari pertumbuhan dunia atau regional ASEAN. Tahun lalu, 2016, secara komulatif hingga Agustus, mencapai 7,36 juta. Tahun 2017 ini, 9,25 juta,” ujar Arief.
Sementara itu, Tingkat Hunian Kamar (THK) hotel bintang, data BPS juga naik. Agustus 2017 rata-rata 58%, naik 2,79 poin dari tahun lalu. Tahun lalu 2016, tingkat hunian kamar 55,21persen. Tahun 2017 58 persen, khusus bulan Agustus.
Dibandingkan dengan bulan Juli 2017, ke Agustus 2017, Tingkat Hunian Kamar juga naik 0,48 persen. Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel bintang, Agustus 2017 juga naik, jadi 1,97, naik 0,16 poin dari Agustus 2016.
Menurut Arief, jika kondisi normal, tidak ada force majeure, optimis 15 juta pada tahun 2017. Masih menyisakan 4 bulan, September, Oktober, November, Desember 2017, untuk mengejak 5,75 juta wisman lagi.
“Kalau Agustus sudah 1,4 juta, Saya yakin rata-rata ke depan bisa lebih dari 1,4 juta lagi. Melihat statistic, rata-rata akhir tahun itu meledak, grafiknya menanjak tajam. Berarti optimis bisa tercapai target fantastis 15 juta Wisman ke Indonesia di tahun 2017,” ujar Arief.