Transformasi digital menjadi sebuah adaptasi baru bagi sebagian masyarakat. Seperti dipaksa untuk masuk dalam dunia digital, masyarakat perlu beradaptasi perilaku hingga aktivitas agar tetap menjaga kenyamanan di ruang digital
Ira Pelitawati, Relawan TIK Indonesia mengatakan, ada adaptasi kebiasaan baik yang perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar menjadi warga digital atau netizen yang sehat bermartabat.
Di ruang digital netizen akan banyak menerima informasi, maka yang harus dilakukan ialah memiliki perisai anti hoaks. Caranya dengan selalu cek dahulu informasi yang baru saja kita terima sebelum dibagikan kembali. Ingat juga informasi yang dibagikan walaupun benar sesuai fakta, tidak hoaks perlu dilihat kembali apakah informasi itu bermanfaat.
Meskipun tidak bertatap langsung namun kita harus punya empati terhadap orang lain di dunia maya. “Bayangkan perasaan orang yang akan kita komentari postingannya, karyanya, informasi kita juga khawatir ada yang tersinggung. Adakah yang ‘baper’ atau sakit hati dengan itu semua, harus kita bayangkan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/7/2021).
Founder Muaragembongkita ini juga menambahkan, mencantumkan sumber dari karya orang yang kita bagikan juga merupakan bentuk dari menghormati orang lain di ruang digital. Kewaspadaan juga harus selalu diingat oleh para netizen Indonesia. Dunia maya ini akan berdampak di dunia nyata.
Banyak peristiwa karena ribut di media sosial berujung dengan perkelahian di dunia nyata ada juga pelaporan sehingga hukum yang berbicara. Adab yang paling diutamakan, ketika seseorang beradab di kehidupan sehari-harinya, adab yang sama juga harus dia tunjukan saat sedang berselancar di ruang digital.
Ira mengatakan, menggali berbagai ide kreatif dan inovatif dengan tidak henti mengasah kemampuan dan berkolaborasi. Itu semua ialah kunci dari semua, karena di dunia digital semua bisa dilakukan.
“Saya sedang Isoman sekarang tapi masih bisa melakukan webinar saat ini. Kita juga harus lebih kreatif, adaptif dan inovatif,” tuturnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (1/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Esa Firmansyah (RTIK Sumedang), Muhamad Sahid (UIN Alauddin Makassar), Frida Kusumasti (Universitas Muhammadiyah Malang) dan Natasha Gracia sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.