Di bidang pendidikan internet kini dimanfaatkan dalam proses pengajaran. Antara lain sebagai sarana mendapatkan informasi tak terbatas, meningkatkan kemampuan belajar, membuat materi dan media pendukung yang lebih menarik, hingga meningkatkan minat serta kualitas pendidikan.
Sementara itu, di tengah proses transformasi digital yang pesat, ada jarak antara orangtua, guru dan anak dalam penguasaan teknologi. Di mana generasi milenial dan Z lebih mumpuni dalam penguasaan teknologi karena memang lahir dan tumbuh di era ketika penggunaan internet dan teknologi telah menjadi keseharian.
“Karena berbeda generasi dengan orangtuanya, mendidik anak yang sudah akrab teknologi sejak lahir sangat berbeda dengan orangtua zaman dulu. Generasi Z yang lahir setelah generasi milenial, disebut juga iGeneration atau generasi internet,” Kata Mardiana R.L Vice Principal Kinderhouse Pre-School saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Jumat (3/12/2021).
Dengan perubahan yang besar ke arah online dalam sistem pembelajaran, kini buku manual pun telah berubah menjadi e-book. Dulu bila murid mengumpulkan tugas dari buku, sekarang dengan pembelajaran online murid mengirimkan tugas melalui email. Pendidik akhirnya harus mampu mengikuti perkembangan teknologi, karena itu perlu mengubah metode pembelajaran. Jika semula murid hanya bersikap pasif kini menjadi aktif. Selain itu jika penilaian kepada murid sebelumnya hanya berdasarkan tugas-tugas kini penilaian yang berkelanjutan tak hanya dari tugas. Termasuk belajar yang semula berupa hafalan, kini berubah menjadi critical thinking.
Selain metode pengajaran yang berubah, skills atau kemampuan murid pun ikut berkembang di abad ke-21. Hal ini berkaitan dengan pondasi literasi, kompetensi dan kualitas karakter murid. Tugas pendidik di sini adalah menanamkan kepada peserta didik supaya memiliki literasi digital dan bisa belajar secara mandiri.
Para murid juga dapat mendalami pengetahuan sesuai dengan bakat dan talenta. Sistem pembelajaran kini pun mengacu agar murid dapat berkreasi dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi di era ini pendidik harus menciptakan anak-anak yang berinovasi.
Lebih lanjut dia mengatakan agat para pengajar terus meningkatkan kompetensi dalam penggunaan teknologi dan membiasakan diri dalam menerapkan pendidikan berbasis teknologi.
“Selanjutnya pendidik harus memiliki perlengkapan pembelajaran online dan mensosialisasikan aturan saat pembelajaran online kepada murid. Jadi tetap walaupun mereka belajar dari rumah, aturannya seperti sedang di sekolah,” kata Mardiana.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Henry V Herlambang, CMO Kadobox, Irma Nawangwulan, Kepala Program Studi Business & Management St Gabriels Pre University, Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor, dan Randi Rinaldi, seorang Enterpreneur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.