Digital skills atau kecakapan digital merupakan kemampuan mendasar individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras serta peranti lunak teknologi informasi komputer serta sistem operasi digital. Meliputi membuat dan membagikan konten digital, komunikasi, interaksi dan kolaborasi, serta mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Ragam kecakapan digital ada beberapa ragam mulai dari yang dasar seperti pengetahuan dalam menggunakan perangkat keras dan software atau aplikasi di smartphone. Kemudian penggunaan search engine untuk mencari informasi dan data, memasukan kata kunci, hingga memilih berita yang benar. Kemampuan lainnya juga termasuk dalam menggunakan aplikasi chat dan media sosial, termasuk untuk transaksi berbelanja di e-commerce dengan sarana mobile banking maupun dompet digital.
“Era pandemi ini kita dipaksa (menggunakan digital skills), banyak sekali hal-hal yang harus dilakukan tanpa bertatap muka sehingga harus menyesuaikan diri,” ujar Caesarius Febrianto, Feature Manager OCBC NISP saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Senin (6/9/2021).
Bekerja pun kini dilakukan dirumah, temasuk belajar dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), dan berbelanja yang biasanya dilakukan di pasar dan mall kini beralih lewat marketplace. Secara mendadak masyarakat pun akhirnya harus beradaptasi menggunakan kecakapan digital untuk melakukan aktivitas sehari-hari tersebut. Adaptasi ini awalnya tidak mudah, namun menurut Caesar bisa dipelajari dari YouTube, webinar, hingga setiap orang pun harus mau mencoba hal baru untuk bisa bertahan di masa pandemi.
“Dari sisi teknologi kita sedang dipaksa untuk memiliki kecakapan digital, paling tidak yang dasar dulu. Untuk advance sebenarnya ada banyak misalnya video editing atau audio mix zaman sekarang lagi tren. Namun kita yang pernting sekarang punya kecakapan digital dasar dulu,” tuturnya.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Cyntia Jasmine, Founder GIFU, Dino Hamid, Founder Famgofest/Latomochi, dan Dian Andriasari, Dosen Hukum Pidana FH Unisba.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.