Dunia hiburan dan panggung adalah sektor yang sangat terpukul dengan kondisi pandemi. Event musik besar seperti Java Jazz dan berbagai konser terpaksa harus ditiadakan sejak pandemj Covid-19 melanda Indonesia dan dunia. Lalu bagaimana para pelaku industri ini bertahan?
“Berbagai kiat untuk bertahan hidup sudah dilakukan teman-teman musisi di dalam keadaan yang tidak pasti ini,” kata Nikita Dompas, seorang Producer & Music Director saat menjadi nara sumber di webinar Literasi Digital Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jum’at (30/7/2021).
Adaptasi memanfaatan digital skills merupakan cara bertahan di masa pandemi Covid-19, di mana pertunjukan musik maupun konser akhirnya dilakukan secara virtual atau online dengan memanfaatkan teknologi digital dan internet. Meski memiliki berbagai kekurangan, namun acara musik virtual cukup membuat industri pertunjukan dan musik bisa bertahan.
“Kekurangan dari penyelenggaraan event yang dilakukan secara virtual ini adalah dengan satu konsep yang sama pertunjukan hanya bisa dilakukan oleh talent yang sama sekali saja sebab pertunjukan bisa ditonton oleh seluruh dunia dalam satu waktu,” tutur Nikita.
Itulah yang menyebabkan para musisi pendapatannya berkurang drastis, karena biasanya dalam seminggu ada 3-5 event. Sekarang dengan konsep virtual mungkin menjadi 2 kali dalam sebulan. Jauh berbeda dengan pertunjukan musik yang dulunya dilakukan langsung dengan audiens yang berbeda di tiap kota atau daerah. Pelaku industri kreatif harus lebih inovatif lagi dalam mengemas konser virtual.
Dia mengungkapkan karena semua acara panggung offline ditiadakan sementara, maka beralih online menjadi pilihan logis. Segala bentuk event mulai dari musik hingga seminar pun berubah ke arah digital atau dilakukan secara virtual. Para pelaku industri ini harus berpikir untuk lebih kreatif lagi supaya memiliki ide-ide baru yang bisa ditawarkan ke orang lain baik itu penonton, agency ataupun brand.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Maria Ivana, seorang Graphic Designer, Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI, dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.