Saat ini segala sesuatunya telah menggunakan teknologi dan internet, mulai dari berkomunikasi, mencari informasi, belajar, dan bekerja. Internet telah memudahkan kehidupan setiap orang, begitupun para pemilik usaha dan para enterpreneur yang baru ingin memulai usaha.
Hal tersebut dialami oleh Sandy Natalia, Co-Founder of Beauty Cabin yang belum lama merintis usaha di bidang kecantikan namun terimbas pandemi Covid. Sandy memulai usahanya tahun 2019, tak lama pada Maret 2020 tepatnya hampir 6 bulan merintis dia justru dihadapkan pada permasalahan pandemi.
Namun berkat kegigihannya, dia memutar otak dalam membuat bisnisnya bisa berhasil dengan digital skills, Sandy mampu bangkit dari usaha yang dilakukan door to door, kini dia memiliki tempat usaha di sebuah ruko dengan beberapa karyawan. Bisnisnya tetap tumbuh berkat adaptasi dengan digital skills menyesuaikan dengan keadaan zaman yang menerapkan penggunaan teknologi dan internet di segala sisi kehidupan.
Menurut Sandy, di era serba teknologi ini digital skills menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap individu. Terlebih untuk berbagai bidang pekerjaan dan bisnis agar tetap bisa berjalan. Kemampuan digital skills tersebut di antaranya komunikasi media sosial, mengoperasikan perangkat digital seperti laptop, kemampuan menganalisa data, digital marketing atau bercerita dengan media sosial, serta membuat visualisasi konten yang menarik.
“Digital marketing ini yang paling penting karena zaman sekarang orang beli barang tidak hanya beli doang. Mereka membeli karena story telling atau cerita dari orang, ini bagus lho dan ingin coba,” kata Sandy saat menjadi nara sumber di webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat,Kamis (2/9/2021).
Lebih jauh dia mengatakan zaman sekarang segala sesuatu sudah serba cepat, pemilik media sosial dengan mudahnya scroll konten dari begitu banyak akun yang diikutinya, sehingga hanya konten menariklah yang bakal dilihat dan mendapat perhatian. Sehingga untuk membuat konten yang menarik, seorang content creator harus mempelajari banyak digital skills seperti foto, mendesain, dan membuat video. Begitu juga dengan beberapa hal tadi, kemampuan untuk menganalisa data pun penting agar sebuah bisnis tepat dalam mengalokasikan budget marketing dan efektif tepat sasaran.
“Jika tidak beradaptasi, maka tidak bisa bertahan. Menolak beradaptasi berarti siap untuk melihat kompetitor lebih maju, menyusahkan diri sendiri karena teknologi ada untuk memudahkan dan ada banyak permasalahan yang dihadapi customer kita tidak bisa diselesaikan,” kata Sandy.
Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Nikita Dompas, seorang Producer & Music Director, Aditya Nova Putra, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI, dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.