Sepaku, Vakansi – Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa destinasi wisata yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Di IKN, bicara pariwisata yang ada di kawasan pengembangan ini baru ada sekitar lima atau empat destinasi wisata yang potensial kita kembangkan.
Hal itu disampaikan Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Muhsin Palinrugi, saat ditemui rekan media dititik nol kilometer.
“Lima destinasi tersebut di antaranya, Goa Tapak Raja, kawasan mangrove Mentawir, Gunung Parung, air terjun Tembinus serta Bukit Bengkirai,” terang Muhsin.
Muhsin menjelaskan, destinasi wisata Goa Tapak Raja yang ditemukan oleh pendatang pada 1983 ini berada sekitar 30 kilometer dari Titik Nol IKN memiliki potensi wisata edukasi.
Sedangkan di kawasan mangrove Mentawir memiliki luas total kawasan sekitar 2.300 hektare dan 300 hektare dari total luasan itu dimanfaatkan sebagai ekowisata mangrove. Wisatawan dapat menikmati beragam produk dari mangrove berupa kopi mangrove, jus mangrove, serta pupur atau bedak yang diproduksi oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
“Ada juga Gunung Parung yang menyajikan keasrian hutan yang masih terjaga. Selanjutnya yakni Bukit Bangkirai yang juga memiliki keindahan hutan,” paparnya.
Lanjut Muhsin, dengan adanya potensi pariwisata yang ada di sekitar IKN Nusantara, hingga kini masih ada kendala terkait SDM yang mengelola sektor pariwisata terutama pengelola tempat menginap atau homestay.
“Masih ada kendala yang kita hadapi dalam konteks SDM, misalnya, di daerah Wonosari ada homestay hanya saja permasalahan SDM pengelola homestay itu. Untuk mengatasi persoalan itu, pihaknya pun telah memprogramkan pelatihan pengelolaan homestay terkait pelayanan serta akan memberikan program pelatihan pemandu wisata,” kata Muhsin.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Kemenparekraf menawarkan solusi terkait pengembangan SDM melalui peningkatan kapasitas (upskilling). “Tapi kita harus tahu dulu peningkatan kapasitas seperti apa yang dibutuhkan,” ujarnya.
Menurutnya, dengan mengetahui kebutuhan di daerah dapat menjadikan sebuah program berjalan sesuai target yang diinginkan dan dibutuhkan suatu daerah.