Sepaku, Vakansi – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) bersama Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN) berupaya mengembangkan wisata di kawasan Penajam Utara. Untuk menjaring potensi, digeber Netas alias Nemuin Komunitas.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani, mengungkapkan, seiring masifnya pembangunan infrastruktur di Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) mempersiapkan pengembangan destinasi wisata yang ada dengan menggembang komunitas di daerah tersebut.
“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan jejaring dalam mendukung pengembangan Parekraf karena dalam membangun sektor ini kita harus bersama-sama semua stakeholders yang ada. Dimana kami biasa menyebutnya stakeholdersnya dalam ABGCM (Akademisi, Bisnis, Government, Community, dan Media),” kata Giri, saat ditemui rekan-rekan media dalam acara Nemuin Komunitas (Netas) di Sepaku.
Ia juga menambahkan pihaknya siap mendukung dan berkolaborasi pengembangan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang ada di IKN. Seperti contohnya Kampung Balik, dimana Ketua Adatnya mengharapkan agar daerahnya menjadi Destinasi Budaya.
“Dan Ketua Adat-nya mengharapkan bagaimana bisa belajar tentang kepariwisataan nah mungkin itu bisa kita dukung. Mudah-mudahan dengan kita bersilaturahmi ini bisa meningkatkan kerjasama kedepannya, karena IKN ini juga haus didukung sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” kata Giri.
Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Otorita IKN Nusantara, Muhsin Palinrugi mengungkapkan Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa destinasi wisata yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Ibu IKN Nusantara.
“Di IKN, bicara pariwisata yang ada di kawasan pengembangan ini baru ada sekitar lima atau empat destinasi wisata yang potensial kita kembangkan. Destinasi tersebut di antaranya, Goa Tapa Raja, kawasan mangrove Mentawir, Gunung Parung, air terjun Tembinus serta bukit Bengkirai,” katanya.
Muhsin menjelaskan, destinasi wisata Goa Tapak Raja yang ditemukan oleh pendatang pada 1983 ini berada sekitar 30 kilometer dari Titik Nol IKN memiliki potensi edukasi wisata (eduwisata). Sedangkan di kawasan mangrove Mentawir memiliki luas total kawasan sekitar 2.300 hektare dan 300 hektare dari total luas-an itu dimanfaatkan sebagai ekowisata mangrove.
Sambungnya, pengunjung dapat menikmati beragam produk dari mangrove berupa kopi mangrove, jus mangrove serta pupur atau bedak yang diproduksi oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Lokasi lain yakni Gunung Parung yang menyajikan keasrian hutan yang masih terjaga. Selanjutnya yakni Bukit Bangkirai yang juga memiliki keindahan hutan.
Lanjut Muhsin, dengan adanya potensi pariwisata yang ada di sekitar IKN Nusantara, kini masih ada kendala terkait SDM yang mengelola sektor pariwisata terutama pengelola tempat menginap atau homestay.
“Masih kendala yang kita hadapi dalam konteks SDM, misalnya, di daerah Wonosari ada homestay hanya saja permasalahan SDM pengelola homestay itu. Untuk mengatasi persoalan itu, pihaknya pun telah memprogramkan pelatihan pengelolaan homestay terkait pelayanan serta akan memberikan program pelatihan pemandu wisata,” tuturnya.