hitcounter
Friday , December 27 2024

Tour Guide Menjadi Tourist

Guna mendukung pengembangan destinasi wisata tradisi dan seni budaya di Mandalika, Kementerian Pariwisata, Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata menyelenggarakan acara “Workshop Penyusunan Storyline dan Teknis Story Telling Desa Adat Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat” pada 15-17 Maret 2017 lalu.

Sebuah pengalaman langka bagi rmereka tour guide desa wisata Sade, Ende dan Setanggor – Nusa Tenggara Barat (NTB), ketika satu waktu mereka menjadi seorang wisatawan.

Tidak sembarang orang bisa menjadi tourguide di desa Sade, dimana yang boleh menjadi tourguide di Sade adalah lelaki yang tinggal di desa adat Sade saja. Seperti diketahui, hanya mereka anak bungsu lelaki yang bisa tinggal di desa adat Sade, sementara lainnya tinggal di luar desa.

Menjadi seorang tourguide di Sade adalah sebuah tanggung jawab adat yang besar, karenanya mereka cukup taat menjalankan titah leluhur untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya asli Sade kepada para wisatawan.

Berkat pemberitaan yang masif akan Sade lewat media jurnalis ataupun media sosial, telah membuat kunjungan wisatawan nusantara meningkat secara drastis. Kian hari pekerjaan menjadi tourguide kian padat. Hanya di hari Senin hingga Rabu saja tourguide Sade bisa santai, selebihnya mereka harus bergantian secara kompak untuk menjadi tourguide dan menanta kendaraan-kendaraan pengunjung yang sering membuat macet.

Titin Fatimah, Tetty D. S Aryanto dan Krissanti Kruniawan sebagai praktisi pariwisata sengaja memberikan sebuah pengalaman baru bagi para tourguide agar mereka bisa menilai dan membandingkan kurang dan lebihnya tourguide-tourguide di desa adat Sade, Ende dan Setanggor.

“Setelah itu dengan kesadaran sendiri, mereka bisa memperbaiki apa yang kurang dan melakukan berbagai improvisasi dan kreasi sebagai tourguide agar apa yang mereka ceritakan kepada wisatawan benar-benar sesuai dengan yang diinginkan wisatawan itu sendiri,” ungkap Titin.

Tetty menambahkan, masing-masing wisatawan memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Mungkin mereka tertarik dengan budayanya, historinya, landscapenya, atau yang sekedar mencari spot-spot selfie.

“Sebagai seorang tourguide, harus bisa membaca kebutuhan wisatawan agar mendapatkan kesan yang lebih mendalam. Selain itu, tourguide harus bisa menghadirkan berbagai hal yang menarik bagi wisatawan dari waktu ke waktu supaya turis yang datang tidak bosan meskipun sudah datang ke desa Sade berulang kali,” papar tetty.

Kurdap Salake, sebagai kepala adat desa adat Sade mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas perhatian Kementerian Pariwisata dan berjanji akan meningkatkan pelayanan dan kretatifitas para tourguide asuhannya untuk membawa destinasi wisata desa adat Sade sebagai destinasi terbaik di Lombok.

About Pasha

Check Also

Ini Progres Program Quick Wins Ekraf Sebagai New Engine of Growth 

Jakarta, Vakansi – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya memaparkan progres …

Leave a Reply