Kondisi digital Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan disebut sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Di antaranya memiliki 202,6 juta pengguna internet aktif dengan pengguna smartphone sebanyak 195,2 juta dan transaksi ekonomi digital mencapai Rp266,3 trilyun.
“Perubahan budaya akibat transformasi digital telah dialami masyarakat dengan kemudahan dari segi kesehatan, infrastruktur, ekonomi, mobilitas, dan pendidikan,” kata Aditya Nova Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, pada Senin (27/9/2021).
Namun menurutnya, transformasi digital membuka jalan perubahan di masyarakat yang berdampak pada kebiasaan yang dapat mengikis identitas bangsa. Dengan adanya fenomena globalisasi, faktor kebudayaan dari luar yang masuk dengan cepat serta diadopsi. “Terbukti dari riset di tahun 2020-2021 yang mencari tentang K-pop ternyata paling banyak orang Indonesia menurut Twitter,” kata Aditya.
Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa pelestarian dan keberlangsungan budaya di Indonesia seperti toleransi, menghormati keragaman, merupakan tanggung jawab bersama. Apalagi keragaman budaya yang dimiliki Indonesia tidak dimiliki oleh bangsa lain. Penanaman nilai akan indahnya suatu keberagaman tetap harus ditanamkan. Selain itu penyebaran wawasan kebudayaan Indonesia melalui media digital harus terus diperbanyak.
“Ada filosofi cerita yang dapat kita cari tahun dan kita sebarkan ke masyarakat luas,” katanya lagi.
Misalnya filosofi sejarahnya, letak geografisnya, suku masyarakat asli lokalnya, rempah apa yang dapat mereka gunakan, banyak sekali kebudayaan Indonesia yang jika dicari tahu tidak akan pernah habis. Pengetahuan tersebut harus diteruskan ke generasi selanjutnya agar mereka tahu kekayaan rempah, kekayaan resep makanan, dan kekayaan budaya lainnya. Bahkan dari kekayaan kuliner Indonesia saja ada begitu banyak yang bisa dikembangkan.
“Kita punya lebih dari 5.000 macam resep makanan lho teman-teman. Sehingga walaupun tergerus karena adanya faktor globalisasi masuknya fast food, kuliner Indonesia tetap lebih kaya,” tutur Aditya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Meiskasa, Recruitment Officer Permata Bank, Dee Rahma, seorang Digital Marketing Strategist, dan Sophie Beatrix, seorang Psikolog Praktisi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.