Internet memungkinkan setiap orang untuk meningkatkan kecerdasannya dengan membawa kolaborasi di dunia nyata ke dalam ruang maya. Internet menjadi alat manusia untuk bisa bekerja sama dengan lebih massif lagi. Tentunya cara menyebarkan ide-ide positif dan peradaban di internet harus tetap dengan etika dengan yang kondusif bagi kehidupan umat manusia ke depan.
āKecerdasan yang dulu bersifat individual kini telah berubah menjadi kecerdasan yang bersifat kolaboratif untuk menghadirkan solusi bagi permasalahan dunia yang semakin menemui tantangan. Contohnya saja dalam memerangi virus Corona, tentunya kecerdasan yang dipakai saat ini sudah kolektif, bukan individual lagi,ā ujar Danan Dna, Creativepreneur, CEO Swell Extended Fam saat webinar Literasi Digital wilayah Purwakarta, Jawa Barat I pada Senin (23/8/2021)
Masalah terkini pun bisa dipecahkan dengan keberadaan internet yang bisa menciptakan kolektivitas dalam mengatasi problematika.
Selain itu tiap individu akhirnya memiliki perannya di ranah digital. Sebagai audience setiap orang memiliki andil untuk memiliki pilihan menyebarkan hal positif dalam setiap status dan komentar di media sosial. Seperti dengan mendukung pernyataan-pernyataan positif dan menentang dengan bijak hal negatif.
Adapun untuk para Content Creator yang mewakili brand dan kelompok bisa berkolaborasi dalam sebuah konten untuk hal-hal positif, membuat pengetahuan tentang produk mudah disampaikan di dunia maya, sehingga baik audiens maupun Content Creator berkewajiban untuk menyampaikan nilai positif dengan etika.
āEtika adalah sebuah prinsip bagaimana kita memikirkan kondisi manusia ke depannya. Kolaborasi dan etika adalah dua pegangan penting untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik,ā kata Danan.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Maria Ivana Simon, seorang Graphic Designer, Shandy Susanto, Dosen di Podomoro University, dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Unibersitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.