Transformasi digital membawa begitu banyak perubahan. Dengan adanya internet kehidupan manusia pun menjadi lebih mudah, sebab internet semua orang bisa terkoneksi dengan berbagai aspek. Kini sekitar 202,6 juta orang Indonesia telah menggunakan internet, sebanyak 170 juta aktif di media sosial. Bagaimana dengan anak-anak?
“Persentase anak usia 7-17 tahun yang mengakses media sosial lebih dari 70 persen,” kata Sophie Beatrix Psikolog Praktisi dalam bidang Pendidikan dan Industri saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Jum’at (1/10/2021).
Sehingga dapat dikatakan mayoritas anak Indonesia sudah mengakses internet untuk bermedia sosial. Padahal media sosialnya sebenarnya diperuntukan minimal untuk usia 13 tahun, namun nyatanya di bawah itu sudah banyak yang menggunakannya. Fakta tersebut perlu dicermati oleh orang dewasa dan orangtua karena internet juga memiliki dampak negatif selain manfaat positifnya.
Terlebih sekarang anak-anak menjalani sekolah online, sumber pengetahuan pun kini tak terbatas buku pelajaran saja. Internet menjadi sumber belajar bagi anak-anak, belum lagi kebutuhan lainnya seperti sarana hiburan, media bersosialisasi, dan sebagai tempat menumbuhkan kreativitas yang menciptakan peluang serta potensi baru.
Orangtua harus mengetahui dampak negatif internet yang bisa terjadi pada anak seperti konten yang tidak sesuai usia, menimbulkan kecanduan misalnya game dan gawainya. Bahkan bisa membuat mental plagiat, jika anak tidak diajarkan untuk menerapkan hak kekayaan intelektual dan dari segi kesehatan bisa menimbulkan gangguan penglihatan saat konsumsi internet dan gawainya berlebihan tidak diatur oleh orangtua.
Orangtua perlu mencermati bahwa anak rentan di dunia digital yakni terkait unsur hoaks, penipuan, ujaran kebencian, pornografi, bullying, trafficking, prostitusi, SARa, radikalisme dan sebagainya. Lebih jauh mendidik anak di era digital merupakan tanggung jawab orangtua dan lingkungan sekitar. Karena anak awalnya mungkin belajar internet dari orangtua namun semakin besar mereka lebih banyak belajar dari lingkungannya. Bahkan generasi anak sekarang yaitu generasi Z dan generasi alpha yang sudah akrab dengan dunia internet atau disebut digital native akan lebih pintar dari orangtuanya dalam menggunakan internet dan teknologi.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Indra Brasco, seorang Dadpreneur, Danan DNA, seorang Creativepreneur, dan Mona Ratuliu, Founder ParenThink.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.