Interaksi sosial telah bergeser dari pertemuan tatap muka atau langsung ke ruang digital lewat media sosial dan pertemuan virtual sejak pandemi. Meski tak bertemu langsung, tata krama maupun sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain tetap harus dijaga. Sebab di ruang digital kita harus ingat bahwa sedang berinteraksi dengan manusia yang memiliki rasa dan karsa.
Vivi Andriyani, seorang Marcomm & Promotion Specialist saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Kamis (9/9/2021) mengatakan, etiquette atau kependekan sari network etiquette diperlukan setiap pengguna internet saat berinteraksi di ruang digital, antara lain:
1.Ingat keberadaan orang lain, sebab meskipun tidak bertemu langsung saat ada di ruang digital setiap orang di dalamnya tetap berhadapan dengan manusia bukan robot.
2.Hati-hati dengan informasi yang sifatnya pribadi. Seperti mengenai keluarga atau hal sensitif sebaiknya tidak diunggah di media sosial.
3.Gunakan norma dan etika yang sama saat sedang ada di kehidupan nyata. Sebab interaksi di internet tidak jauh berbeda sebenarnya. Hal ini termasuk dalam penggunaan bahasa yang sopan.
4.Hati-hati dengan akun yang tidak dikenal. Sebab di internet seseorang bisa menjadi siapa saja, anonimitas merupakan hal yang harus diwaspadai di ruang digital.
5.Tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Sebaiknya cek dan ricek kembali informasi apapun yang beredar di internet.
6.Biasakan hanya berbagi informasi yang penting dan bermanfaat saja.
7.Ketahui kebiasaan orang-orang produktif. Biasanya mereka mempunyai prioritas, tahu kapan waktunya istirahat, fokus kepada kebahagiaan, dan memiliki tidur yang berkualitas.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Maria Natasya, seorang Graphic Designer, Dessy Natalia, Assistant Lecture & Industrial Placement Staff UBM, dan Fiona Damanik, Psikolog dan Konseler dari Universitas Multimedia Nusantara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.