Sejauh ini masyarakat sudah begitu akrab dengan media sosial, mulai dari Facebook, YouTube, Instagram hingga yang sedang booming TikTok. Namun selama ini kebanyakan pengguna media sosial hanya membuat konten yang tampak menarik dilihat tanpa mengindahkan etika.
Prawiro Sudirjo, Ketua Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (10/10/221) mengatakan ada beberapa trik untuk membuat konten yang menarik milenial namun tetap menerapkan etika di ruang digital. Antara lain:
1.Buat konten lebih atraktif dan seru
Apalagi generasi milenial dan generasi z sangat akrab dengan gawainya maka konten yang dibuat jangan membosankan. Anda bisa membuat konten belajar bahasa Inggris dalam bentuk video TikTok yang terlihat menyenangkan. Apalagi ada joget khas TikTok dan musik di dalamnya tentu bisa membuat belajar bahasa jadi lebih menarik.
2.Buat konten menghibur dan ringan
Hampir setiap orang sudah berkutat dengan hal yang berat, sehingga ketika membuka media sosial tentu ingin mencari hiburan. Karena itu buatlah konten yang sifatnya menghibur seperti video hewan lucu bersama istilah biologinya daam sebuah konten TikTok.
3.Fokus pada visual
Milenial dan generasi z menyukai grafis yang menarik. Bisa video, gambar, komik, mural, sesuaikan warna dengan isi konten, jangan isi konten tengah berduka cita namun menggunakan visual warna warni.
4.Buat event yang bikin eksis
Misalnya membuat video atau mukbang, pastinya akan disukai para generasi milenial dan gen z, mereka yang suka sekali eksis akan ikutan.
5.Konsisten kawal terus konten mu
Dalam membuat konten usahakan untuk konsisten dalam mengunggah karya. Apalagi terkait video di YouTube, haruslah konsisten. Misalnya seminggu 2 kali posting dan lakukan rutin serta konsisten.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Chika Amalia, Public Figure Branding & Partnership, Maria Natasya, seornag Graphic Designer, Eko Ariesta, CEO Enterpro.id, dan Randi Rinaldi, seorang Enterpreneur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.