Survei cepat yang dilakukan ECPAT Indonesia pada Maret 2020 mengungkapkan, kenaikan significant terhadap kekerasan anak secara daring. Pendampingan orangtua saat anak berselancar di internet menjadi salah satu cara mengamankan anak dari dampak negatif internet.
“Pendampingan itu sangat penting untuk anak. Karena internet ibaratnya punya banyak jalan, kita mau kemana. Anak-anak kalau didampingi justru sebagai orangtua kita bisa mengarahkan ke arah penggunaan internet yang positif, yang baik, bisa mengasah kemampuan dia,” kata Mona Ratuliu seorang selebriti yang juga Founder ParenTHINK saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat I, pada Senin (6/9/2021).
Menurut Mona, kalau dibiarkan begitu saja, anak bisa tak tentu arah. Apalagi anak-anak masih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu hal. Kalau pun anak mengetahui sesuatu hal tidak baik namun rasa ingin tahunya tetap besar. Sehingga lebih baik penggunaan internet perlu didampingi orangtua.
Akan tetapi memang orangtua juga memiliki kesibukan, tak hanya mengasuh anak saja bahkan banyak orangtua yang sambil bekerja di rumah pun tak kalah repotnya dengan mereka yang bekerja di kantor. Orangtua juga tidak bisa mendampingi anak 24 jam penuh, sehingga perlu ada beberapa tips cerdas untuk melakukan waktu satu jam cerdas dan berkualitas bersama anak.
“Saya dulu sebenarnya juga pernah kerepotan dalam mendampingi anak-anak di dunia digital. Karena bagaimana pun dunia digital ini buat kita para orangtua adalah hal yang baru. Dulu, saya pikir kalau anak saya kasih iPad itu sama aja seperti main bekel atau sepeda yang akan capek atau bosan. Ternyata dunia digital saking meriahnya banyak hal-hal menarik di dalamnya, bisa membuat anak adiktif jika dibiarkan saja” kata Mona.
Dia pun memberikan kiat-kiatnya dalam mendampingi anaknya saat berinternet, dengan trik satu jam cerdas bersama anak untuk membuat kesepakatan tentang penggunaan internet. Pertama aspek penting di era yang sudah berubah ini menurut Mona orangtua harus mau mendengarkan anak terlebih dulu, dengan cerita pengalaman anak saat memakai internet. Selama 15 menit, tanyakan apakah anak pernah mengalami cyberbullying, apa yang menurut mereka menarik di internet. Kedua selama 10 menit orangtua bisa memberikan pandangan terhadap apa yang dialami oleh anak.
Kemudian, yang ketiga orangtua dan anak saling berbagi pengalaman selama 10 menit terkait aktivitasnya hal baik dan buruk di internet. Kemudian langkah keempat, dalam 20 menit orangtua dan anak bisa sama-sama membuat kesepakatan terkait penggunaan internet. Terakhir, 5 menit bisa orangtua gunakan untuk merefleksikan diri dan merencanakan aksi mengenai hal-hal yang sudah disepakati bersama.
Webinar Literasi Digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Sophie Beatrix, seorang Psikolog Klinis, dan Ari Farizal, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.