Penipuan menjadi salah satu kejahatan yang tak pernah hilang. Setiap peradaban memiliki berbagai jenis penipuan yang dikenal sebagai modus operandi. Baik dari penipuan kecil-kecilan sampai yang jadi skandal zaman.
“Perkembangan internet dan kemajuan dunia digital yang memberikan dampak positif bagi masyarakat juga diikuti dengan dampak negatif yang kini marak terjadi. Apalagi diikuti dengan segala aktivitas transaksi keuangan serba online yang dapat memberikan celah menjadi modus penipuan online yang memakan banyak korban. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas tinggi seperti penipuan,” ujar Brahma Astagiri, Dosen Hukum Universitas Airlangga dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021).
Lanjut Brahma, marak penipuan online, sehingga jangan mudah percaya dan harus selalu waspada dengan keamanan akun-akun digital yang kamu miliki. Agar tak tertipu secara online kamu harus tahu ciri-ciri modus penipuan yang sedang marak agar tidak menjadi korban penipuan. Ini beberapa modus penipuan transaksi online.
- Penipuan menggunakan modus undian berhadiah. Modus penipuan ini mungkin sangat familiar sudah memakan banyak korban. Apalagi tak terkecuali dunia online yang turut menjadi objek penipuan menggunakan informasi mendapatkan hadiah dadakan. Mereka menggiring korban untuk melakukan pembayaran sejumlah informasi yang dilakukan oleh penipu.
- Modus penipuan menggunakan WhatsApp. Dengan memberikan link berupa hadiah atau voucher. Kamu harus tetap waspada agar tidak langsung tertarik untuk melakukan klik link tersebut. Apalagi jika meminta data pribadi dengan iming-iming mendapatkan hadiah besar. Agar aman kamu harus waspada agar tidak tergiur karena bisa juga membuat handphone kemasukan virus dan menyalin data-data pribadi.
- Memberikan bukti transfer alsu. Biasanya modus ini banyak terjadi pada para penjual barang melalui online shop. Pembeli awalnya berpura-pura ingin membeli barang yang dijual. Lalu si pembeli akan berpura-pura transfer yang menyertakan bukti transfer yang telah diedit menggunakan aplikasi editing photo. Seolah-olah sudah melakukan pembayaran padahal belum sama sekali.
- Penipuan via telepon. Modus ini juga kerap terjadi pada orang-orang dengan langsung menelepon calon korban. Biasanya penipu akan berpura-pura mengaku dari perusahaan yang memberikan informasi calon korban memenangkan sejumlah hadiah kemudian menggiring calon korban memberikan data-data pribadi yang ada di dalam akun korban. Biasanya akan meminta kode OTP, pin, password dan lain sebagainya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Musyifiqur Rohman (Pengurus PW IPNU Jawa Timur & Penulis Buku), Jean Christy Sihotang (Teacher at Ora et Labora Senior High School), Miftahul Anwar (CEO & Founder MAB Foundation), dan Key Opinian Leader Laily Insiyah (Beauty Enthusiast, Content Creator).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.