Pandemi COVID-19 benar-benar mengubah cara hidup banyak orang. Masyarakat dipaksa untuk tetap tinggal di rumah dan membatasi pertemuan tatap muka maupun aktivitas luar ruangan, tidak terkecuali kegiatan belajar mengajar. Ribuan sekolah ditutup, dan sebagai akibatnya, cara belajar yang baru perlu diterapkan.
Beruntung, teknologi yang semakin canggih membantu berbagai kegiatan dapat terus berjalan bahkan bisa menjadi lebih baik. Kini siswa dan guru tidak perlu bertemu secara fisik saat menjalankan kegiatan belajar-mengajar. Terlebih, banyak platform pembelajaran elektronik (e-learning) yang sudah tersedia secara gratis, seperti Google Classroom, Edmodo, dan Moodle.
Pembelajaran daring memberikan banyak keuntungan, seperti kemudahan penyimpanan materi pelajaran, aksesibilitas, serta fleksibilitas waktu. Namun, para guru olahraga tampaknya harus menghadapi tantangan lainnya, sebab pendidikan jasmani umumnya menuntut pertemuan langsung dan bahkan kontak fisik. Tapi, jangan khawatir, karena masih ada beberapa latihan dasar yang bisa diajarkan secara virtual.
Push-up dan sit-up
Push-up dan sit-up merupakan dua bentuk latihan kekuatan dan daya tahan yang paling umum dilakukan. Kedua latihan ini tidak membutuhkan peralatan apa pun untuk melakukannya. Cukup sediakan ruang untuk Anda bergerak dengan nyaman. Meskipun kelihatannya sederhana, keduanya sangat penting dalam semua jenis olahraga. Push-up membantu membangun kekuatan dan inti tubuh bagian atas, sedangkan sit-up berguna untuk memperkuat inti tubuh serta mengurangi risiko sakit punggung dan cedera.
Namun, guru perlu memperhatikan postur para murid ketika sedang mencoba melakukan latihan ini, terutama untuk push-up. Seringkali, para murid mengalami kesulitan untuk menahan bokong mereka ketika sedang menurunkan tubuhnya. Guru juga perlu memperhatikan punggung murid agar tetap lurus. Jika para siswa sudah mampu menguasai gerakan tersebut, tantanglah mereka untuk mencoba berbagai variasi gerakan push-up.
Lompat Tali
Lompat tali memang tidak semudah kedengarannya karena aktivitas ini sangat membutuhkan konsentrasi penuh serta koordinasi tubuh yang baik. Namun, latihan ini sangat dibutuhkan guna mengurangi risiko cedera kaki.
Fun fact, ternyata lompat tali dapat membakar banyak kalori di dalam tubuh, lho. Dibandingkan jogging selama 30 menit, lompat tali justru lebih banyak membakar kalori. Menurut Science Daily, apabila latihan aerobik ini dilakukan secara interns maka burn rate-nya dapat mencapai 1.300 kalori per jam.
Latihan Basket
Kedua latihan di atas dapat menjadi pilihan sederhana yang dapat diterapkan dalam pelajaran olahraga daring. Namun, seiring berjalannya waktu, siswa bisa saja bosan dengan latihan yang berulang-ulang. Bukan merupakan ide yang buruk bagi para guru untuk sesekali mengadakan latihan permainan seperti bola basket. Guru dapat meminta siswa yang memiliki bola basket di rumah untuk mempraktikkan teknik sederhana seperti menggiring bola (dribble) maupun menembak (shoot).
Namun, kini para guru juga dapat mengajarkan teknik-teknik menarik lainnya, karena NBA telah menyediakan platform e-learning, yang berisi panduan dan cara praktis dalam mengajar bola basket. Melalui platform ini, para guru dapat mengikuti berbagai pelatihan serta kurikulum yang tersedia. Kurikulum berisi rencana pelajaran, keterampilan, serta latihan-latihan yang sesuai untuk kegiatan belajar-mengajar olahraga, yang disesuaikan dengan tingkatan sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Banyak sesi pelatihan dan pembinaan yang sudah tersedia di platform ini. Kurikulum Jr. NBA dirancang untuk para guru di Indonesia, memiliki Coaches Practice Plan yang memungkinkan para guru untuk belajar lebih banyak lagi. Program yang dapat dilakukan guru dibagi dalam beberapa tahapan, yakni Rookie, Starter, MVP, dan All-Star.
Dengan mengikuti setiap pelatihan, guru akan mendapatkan kredit yang dapat digunakan untuk mendapatkan sebuah lencana. Gunakan kredit dan lencana tersebut untuk bersaing dengan guru lain dan mencapai peringkat nomor satu. Para pelatih dan guru olahraga juga dapat memamerkan lencana dan hasil latihannya di media sosial, lho! Selain itu, platform ini juga menyediakan laporan yang berisi semua aktivitas, sehingga guru dapat melacak semua sesi latihan yang telah dilewati. Lebih dari itu, guru-guru dapat mengunduh laporan tersebut dan mengaksesnya di mana saja tanpa terhubung internet.
Platform e-learning merupakan terobosan baru bagi pengalaman belajar-mengajar. Hal tersebut tidak membatasi mata pelajaran apa pun, dan itu termasuk olahraga. Terlebih lagi, guru pendidikan jasmani dapat mempelajari lebih banyak cara tentang melatih olahraga secara daring dengan cara yang menyenangkan.
NBA terus menyediakan cara yang baru dan menarik untuk membantu para guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan olahraga kepada siswanya, terutama saat aktivitas di luar rumah sulit dilakukan akhir-akhir ini. Jadi, tunggu apalagi? Cari tahu lebih lanjut hal-hal mengenai platform e-learning di sini: https://www.jrnbaasia.com/coaches/id_ID/curriculum/moe
Di Indonesia, NBA bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam upaya mempromosikan gaya hidup sehat kepada generasi muda Indonesia. Jr. NBA Coaches Academy, salah satu inisiasinya yang melatih guru-guru olahraga dan didukung pemerintah, telah melatih lebih dari 52.000 guru dari 41.000 sekolah di 25 kota di seluruh Indonesia.
Selain fokus yang ditujukan untuk memberikan pelatihan bagi para guru olahraga, NBA melalui program Jr. NBA Indonesia juga telah menjangkau lebih dari 16.5 juta anak laki-laki dan perempuan di seluruh Indonesia, mengajarkan dasar-dasar bola basket dan nilai-nilai utama program tersebut, yaitu S.T.A.R yang merupakan singkatan dari Sportsmanship (sportivitas), Teamwork (kerja sama), a positive Attitude (sikap positif), dan Respect (saling menghargai)