Data dari industri penerbangan menunjukkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun teraman dari kecelakaan fatal di seluruh dunia, dengan rasio kecelakaan hanya satu dari lima juta penerbangan di dunia.
Meskipun pada 2015 terjadi kecelakaan hebat di industri penerbangan yang menimpa Germanwings, Metrojet, dan AirAsia Indonesia, seluruh maskapai penerbangan komersial mengoperasikan lebih dari 40 juta penerbangan dan membawa sekitar 3,5 miliar penumpang di seluruh dunia sepanjang 2015.
Pada 2015, ada empat kecelakaan besar yang melibatkan pesawat buatan Barat yang dioperasikan maskapai komersial, dengan total kecelakaan 374 kejadian. Sementara itu, maskapai-maskapai di Asia Pasifik tidak mengalami kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat buatan Barat.
Mengomentari performa keselamatan di industri penerbangan yang baik tersebut, Andrew Herdman, Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airline (AAPA), mengatakan, “Terbang saat ini sangatlah aman, dan kecelakaan pesawat dapat dikatakan sangat jarang terjadi, dan tingkat kecelakaan pada 2015 merupakan catatan terendah selama ini. Akan tetapi, kami tidak boleh lupa diri dengan apa yang telah dicapai ini.”
Tingkat kecelakaan pesawat turboprop juga menurun pada 2015, meskipun masih lebih tinggi daripada tingkat kecelakaan pesawat besar. AAPA mencatat bahwa pesawat turboprop, yang lebih sering menggunakan rute ke daerah-daerah terpencil, menghadapi tantangan terkait kondisi geografis, bandara, dan infrastruktur navigasi udara.
“Pesawat turboprop memegang peranan penting dalam melayani pasar yang lebih kecil dan daerah-daerah terpencil di dunia, tapi juga menghadapi tantangan tertentu,” ujar Herdman. “Kami percaya bahwa ada peluang untuk meningkatkan keselamatan dengan memfokuskan pada perbaikan faktor SDM. Selain itu, kami juga akan meningkatkan navigasi udara dan infrastruktur di darat.”
One comment
Pingback: Garuda Indonesia Akan Membuka Rute Mumbai-Bali – Vakansi.Co